Pelangi di ujung jalan “Mahasiswa sebagai tonggak.”

img

KONVIK SEMINARI TINGGI ST. PETRUS RITAPIRET


Pelangi di ujung jalan

“Mahasiswa sebagai tonggak.”

by. NN

 

            Memahami manusia dan pola perkembangan dari zaman ke zaman adalah suatu hal yang menarik dan sangat kontekstual untuk dipelajari pada masa sekarang ini. Pada zaman sebelum Socrates pandangan manusia lebih terarah pada alam dan lingkungan hidupnya sendiri. Namun pada zaman setelah Socrates pola pemikiran seperti itu sudah mulai bergeser pada pola pemikiran yang lebih mengarah pada diri manusia secara pribadi. Pada masa sebelum Socrates,manusia lebih melihat bahwa kebersamaan dan persatuan dalam pembangunan adalah suatu hal yang utama dan pertama dalam menjalani proses kehidupan. Dari sini kita dapat menelisik secara lebih mendalam kekuatan unio yang tercapai pada masa-masa itu. Namun zaman telah bergeser dan semakin berubah setelahnya, manusia cendrung melihat kepentingan atau kepuasan pada diri sendiri dibandingkan untuk turun tangan dalam permasalan social atau bersama.

            Akhir-akhir ini media sosial ramai-ramai mengerucutkan pandangan pada sosok Basuki Tjahya Purnama atau yang sering kita kenal dengan AHOK, yang tidak lain merupakan calon kuat gubernur DKI Jakarta untuk periode berikutnya. Kita telah menyaksikan secara bersama-sama secuil ucapan Pak Ahok yang dikatakan kurang tepat dan terkesan seperti penistaan agama diperbesar sehabis-habisnya layaknya boombastis paradigma yang berujung pada akhir dunia. Persoalan ini sangatlah gamblang memperlihatkan betapa candu media social membuat umat yang mengatasnamakan agama membela agama. Namun persatuan dalam konteks membela agama melahirkan tindakan anarkis dan brutalis. Duniapun akan menyaksikan secara bersama peristiwa 4 November,dimana manusia-manusia Indonesia yang berlandaskan bela agama berdemonstrasi dan rela bertumpah darah demi misi menggulingkan seorang Ahok. Bisa disebut Indonesiakah kita ini??

Tema utama kita pada edisi kali ini adalah mahasiswa dan semangat kepahlawanan. Maka subyek utamanya adalah kita kaum mahasiswa yang terpelajar yang memiliki pemikiran ilmiah dalam menanggapi permasalahan negara. Mahasiswa adalah harapan, kekuatan, dan modal utama bangsa dalam misi pembaharuan. Negara kita tercinta ini tidak henti-hentinya diguncang permasalahan. Mahasiswa merupakan salah satu pihak yang memiliki etos kerja yang nyata dan total untuk membangun bangsa. Karena negara kita ini tidak membutuhkan teori-teori heroik yang rumit yang dibutuhkan adalah kerelaan hati untuk mau turun ke tengah masyarakat. Pemuda sekarang tidaklah diberatkan oleh negara untuk bertumpah darah dalam menghadapi penjajah seperti masa penjajahan dulu. Yang negara mau adalah pemuda atau mahasiswa yang mau menumpahkan seluruh keringat dan peluhnya untuk sesama yang menderita dalam kehiduapan bersama. Seharusnya sebagai mahasiswa yang berpikir secara logis dan ilmiah sudah tidak selayaknya kita terus-terusan menuntut negara dengan berbagai hal yang tidak masuk akal dan berakhir pada anarkisme belaka, namun mulailah berpikir apa yang dapat kita berikan dan lakukan untuk kemajuan bangsa.

            Memang sesuatu yang indah dan baik itu tidak lahir secara instan, diperlukan suatu usaha dan kerja keras untuk mewujudnyatakannya. Begitupun dengan kita mahasiswa yang sedang dalam proses pembenahan negara melalui pemikiran, tenaga, dan tindakan. Yang perlu diingat dan dimengerti di sni adalah konteks semangat kepahlawanan yang diemban oleh mahasiswa sekarang ini bukanlah suatu bentuk tindakan anarkisme yang berujung pada pertumpahan darah dan cendrung mengarah pada perang, namun semangat kepahlawanan sekarang ini lebih menitikberatkan pada perjuangan dalam menghadapi gerusan globalisasi Barat yang samar-samar terlihat seperti penjajahan secara visual. Sebagai akhir ada baiknya kita kaum mahasiswa mengingat kembali ungkapan bersejarah presiden Soekarno,yakni “JASMERAH”( jangan sekali-sekali melupakan sejarah),maka sudah sepatutnya kita mahasiswa menjunjung kembali harkat bangsa yang telah susah payah dibangun oleh para pejuang kemerdekaan dengan mulai menggelorakan semangat kepahlawanan positife dihadapan dunia.**

 


 

 

 



 Mading Edisi III November 2016

BAGIKAN