“Mewakili kami sekeluarga, saya menyampaikan terima kasih kepada Rektor IFTK Ledalero, civitas akademika IFTK Ledalero, para narasumber, serta panitia PNFS yang telah bersedia dengan ikhlas menyiapkan seminar nasional untuk turut memperjuangkan almarhum Bapak sebagai Pahlawan Nasional”. Ucapan ini disampaikan oleh Ibu Dr. Ery Seda, Putri Frans Seda, dalam pengantar Seminar Nasional/Talk Show tentang “Jejak Frans Seda: Perjuangan dan Pengabdian untuk Tuhan dan Tanah Air” pada Sabtu (12/11/2022) via zoom di Auditorium IFTK Ledalero, Maumere. Selain ucapan terima kasih, Ibu Ery Seda juga menegaskan bahwa usulan pengajuan Fran Seda sebagai pahlawan nasional bukan hanya untuk menghargai seorang individu, tetapi keluarga juga berharap bahwa sosok Frans Seda bisa menjadi teladan bagi generasi muda Flores dan NTT untuk terus berjuang dan mengabdi bagi kepentingan bersama dan kemajuan negara Indonesia, terutama kemajuan masyarakat Flores.
Selain Ibu Ery Seda, acara pembuka Seminar Nasional tentang jejak Frans Seda juga diisi dengan beberapa sambutan, antara lain sambutan dari Panitia Pengusul Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Fransiscus Xaverius Seda (PNFS), Bpk. Philip; laporan dari Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Bpk. Rudolfus Ali, sambutan Rektor IFTK Ledalero, P. Dr. Otto Gusti Madung, SVD, serta sambutan Wakil Bupati Kabupaten Sikka, Bpk. Romanus Woga.
Bapak Philip, dalam sambutannya, mengenang sosok Frans Seda sebagai pemuda dari kampung yang telah berhasil tampil dalam sejarah negara Indonesia. “Sosok Frans Seda merupakan orang yang lahir pada saat yang tepat, mampu menerjemahkan dirinya, dan tampil dalam sejarah Indonesia. Ia berperan dalam memberikan perubahan terhadap peta sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Ia adalah anak bangsa yang dipersembahkan oleh masyarakat Flores bagi negara Indonesia,” tutur Bpk. Philip dalam sambutannya. Selain itu, Bpk. Philip juga menandaskan bahwa sebagai generasi penerus bangsa, kita memerlukan keteladanan yang abadi dan keteladanan itu ada dalam diri Frans Seda.
Sementara itu, Kadis Sosial Kabupaten Sikka, Rudolfus Ali, dalam laporannya, berbicara tentang riwayat hidup serta sejarah singkat pengusulan Frans Seda sebagai pahlawan nasional. “Fransiscus Xaverius Seda lahir di Lekebai pada tanggal 4 Oktober 1926,” jelas Bpk. Rudolfus. “Gema pengusulan Frans Seda sebagai pahlawan nasional,” lanjut Bpk. Rudolfus, “mulai muncul ketika Frans Seda meninggal pada 31 Desember 2009.”
Senada dengan itu, P. Dr. Otto Gusti Madung, SVD, dalam sambutannya, mencerahkan para peserta seminar dengan menjelaskan konsep kepahlawanan dan heroisme, terutama dengan bertolak dari awasan Bertolt Brecht, seorang sastrawan Jerman.
“Awasan Brecht hendaknya memberikan rambu-rambu etis bagi bangsa Indonesia dalam membangun diskusi tentang kepahlawanan. Heroisme hendaknya bukan menjadi simbol di mana orang mengorbankan rakyat untuk kepentingan diri sendiri, tetapi sebaliknya mengorbankan diri sendiri untuk kepentingan rakyat kebanyakan”, jelas Rektor IFTK Ledalero ini.
Berangkat dari pemahaman tersebut, P. Otto pun menegaskan bahwa Frans Seda adalah sosok yang sudah layak untuk dijadikan sebagai calon pahlawan nasional. “Frans Seda telah berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Ia pernah menjabat beberapa menteri, ikut mendirikan harian KOMPAS, ikut mendirikan Universitas Atmajaya, turut serta dalam melawan penjajahan Belanda,” ungkap Dosen IFTK Ledalero ini. Bahkan, lanjut P. Otto, walaupun Frans Seda lama bercokol di puncak kekuasaan, tetapi ia tidak pernah tersandung kasus korupsi.
Acara pembukaan diakhiri dengan sambutan dari Bpk. Romanus Woga, Wakil Bupati Sikka, sekaligus membuka seluruh rangkaian kegiatan talk show tentang jejak Frans Seda. “Kita terus berjuang agar Frans Seda bisa menjadi pahlawan nasional. Walaupun tahun lalu usulan itu ditolak, tetapi kita akan tetap berjuang,” tegas sosok pencinta pantun ini.*
*Apri Selai
.
SHARE THIS
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum volutpat tortor nec vulputate pe0
Cras consectetur suscipit nisi a fermentum. Class aptent taciti sociosqu ad litora
Vivamus convallis lobortis dolor, eu varius ipsum tincidunt sed. Suspendisse sit amet ante ullamcorp0
Nulla vitae urna orci. Nunc at dictum ligula, vel suscipit nunc.
© Copyright 2025 by Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology - Design By Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology