Pater Ve mempresentasikan materi dalam kuliah umum pekan kelima tahun 2023 IFTK Ledalero (Foto: Sie Dokumentasi BEM IFTK Ledalero/San Pengasi).
“Kisah sepuluh orang kusta adalah contoh kisah orang-orang yang pernah mengalami situasi tersingkirkan dan diasingkan. Kita dipanggil untuk menemukan Kristus di dalam diri mereka, meminjamkan suara kita bagi perkara-perkara mereka, tetapi juga menjadi sahabat-sahabat mereka, mendengarkan mereka, memahami mereka dan menerima hikmat,” demikian pernyataan narasumber utama, Pater Servinus H. Nahak, S. Fil., M.Th., dalam Studium Generale (kuliah umum) pekan kelima tahun 2023 Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero pada Sabtu (25/11), di Auditorium Kampus 2 IFTK Ledalero, Maumere. Kuliah umum yang dimoderatori oleh Pater. Dr. Bernard Hayong, SVD ini, dihadiri oleh beberapa dosen IFTK Ledalero, beberapa tenaga kependidikan IFTK Ledalero, serta perwakilan para mahasiswa IFTK Ledalero.
Pada kesempatan kuliah umum ini, Pater Ve, demikian dia disaapa, mempresentasikan materi dengan tema “Kesepuluh Orang Kusta (Lukas 17: 11-19) dari Perspektif Penyintas HIV di Maumere-Flores”. Dalam presentasinya, Pater Ve menjelaskan betapa pentingnya melibatkan diri dengan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). “Cara pandang kita terhadap para ODHA bukan dilihat dari sudut pandang kita orang sehat. Tapi kita mesti melihatnya dari sudut pandang mereka. Mereka yang menderita lebih memahami apa yang mereka alami. Dalam landasan teologis, sebetulnya mereka mempunyai otoritas untuk membicarakan pengalaman eksistensial mereka,” tutur Dosen Kitab Suci IFTK Ledalero ini.
Melawan Stigma
Pada sesi diskusi, Fano Mane, Mahasiswa Pascasarjana Teologi Kontekstual IFTK Ledalero, menyodorkan salah satu pertanyaan menarik tentang langkah-langkah yang mesti dilakukan oleh ODHA ketika berhadapan dengan beragam stigma negatif masyarakat terhadap mereka.
Terhadap pertanyaan tersebut, Pater Ve menekankan beberapa poin penting. “Berdamai dengan stigma merupakan suatu keharusan bagi ODHA. Selain itu, untuk mengatasi masalah stigma, dibutuhkan dukungan, keterlibatan dan kerja sama dari semua pihak, dalam hal ini tokoh adat, pemerintah dan Gereja itu sendiri. Terhadap permasalahan ini, Gereja Katolik khususnya, harus menjadikan isu Orang dengan HIV/AIDS ke dalam perencanaannya dalam upaya untuk menanggulanginya,” jelas Pater Ve, yang sejak tahun 2013 sangat concern terhadap hak-hak ODHA, terutama di wilayah Maumere-Flores.
Peserta kuliah umum pekan kelima pose bersama usai mengadakan kuliah umum di Auditorium Kampus 2 IFTK Ledalero (Foto: Sie Dokumentasi BEM IFTK Ledalero/San Pengasi).
Akhirnya, sebagai closingstatement, Pater Ve mengutip motto Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) yang berbunyi“Cukup Sampai Disini.” “Panggilan kita sebagai agen pastoral, bukan untuk menjawab pertanyaan mereka atau memberikan nasihat saleh kepada mereka. Berhadapan dengan penderitaan yang mereka alami, barangkali sikap yang paling tepat adalah diam. Kita diajak untuk bisa selalu ada bersama mereka yang kerap dipinggirkan,” tambah Pater Ve.
Bastian Dombo
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero