•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  Raih IPK 4.00, Ini Sharing Wisudawan Terbaik Program S2 Teologi STFK Ledalero

Raih IPK 4.00, Ini Sharing Wisudawan Terbaik Program S2 Teologi STFK Ledalero

img

(Ket foto: Lusius Mite, peraih IPK 4.00)

    Momen wisuda merupakan salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa sebab wisuda adalah proses akhir dalam rangkaian kegiatan akademik pada sebuah perguruan tinggi. Wisuda menjadi momen yang ditunggu-tunggu sebab wisuda identik dengan sukacita karena merayakan keberhasilan setelah menyelesaikan proses studi selama beberapa tahun di kampus. Bunga warna-warni, boneka, coklat, balon, kartu ucapan, foto-foto, dan lain sebagainya seringkali membanjiri acara wisuda. Senyuman bahagia pun terpancar pada wajah para wisudawan maupun keluarga. Terlebih lagi bagi mereka yang berhasil meraih prestasi sebagai wisudawan cumlaude atau wisudawan yang berprestasi. Rasanya segala kerja keras sebelumnya terbayar sudah dengan hasil yang memuaskan.

    Perasaan yang sama juga dialami oleh Lusius Mite, mahasiswa Program S2 Teologi atau Magister Teologi pada STFK Ledalero yang satu-satunya meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 4.00. Bagi Luis, demikian ia disapa, pencapaiannya ini merupakan sebuah kegembiraan sekaligus sebagai tantangan dalam pengabdian selanjutnya di tengah masyarakat.

    “Ketika mengetahui bahwa saya mendapat IPK 4.00, saya merasa senang dan bangga karena saya bisa meraih prestasi tersebut. Namun, ini juga menjadi tonggak awal bagi perjuangan dan pengabdian saya di tengah masyarakat. Ini menjadi tantangan tersendiri, kira-kira dengan pencapaian yang luar biasa ini, bagaimana saya membawa diri ke tengah masyarakat. Terlebih lagi ketika dalam janji wisuda dengan lantang kami berjanji bahwa sebagai para sarjana, kami akan melaksanakan dengan setia tanggung jawab kami sebagai ilmuwan dalam mengembangkan ilmu dan memajukan masyarakat demi kesejahteraan bangsa dan negara. Bagi saya, ini merupakan sebuah tantangan sekaligus tanggung jawab besar,” tegasnya.

    Lebih lanjut, alumnus Seminari San Dominggo Hokeng yang lulus tahun 2011 ini menceritakan bagaimana proses dan tahapan yang dilaluinya sehingga ia dapat meraih prestasi ini. Salah satu hal yang ditekankannya adalah pentingnya mengenal tipe diri terutama saat belajar. “Hal pertama yang saya buat adalah mengenal tipe diri sendiri. Kira-kira tipe diri saya seperti apa? Setiap orang tidak memiliki tipe yang sama. Ada orang yang sekali baca dan langsung diingat. Ada yang baca terus-menerus membaca, namun susah dimengerti. Ada yang belajar sambil berjalan atau sambil mendengarkan musik. Saya adalah tipe orang yang lebih senang mendengarkan, bukan berarti saya tidak membaca. Ketika para dosen menjelaskan sesuatu di depan kelas, saya tidak akan melewatkan momen itu. Saya berusaha untuk meresapi apa yang dijelaskan dan apa yang ada dalam buku atau catatan pribadi sekadar untuk menyegarkan ingatan ketika membacanya kembali. Sehingga salah satu kebiasaan yang saya lakukan adalah merekam apa yang disampaikan dan dapat saya dengarkan ulang kapan dan di mana saja,” tambahnya.

    Walaupun memiliki kemampuan mendengarkan yang baik, tetapi Luis Mite kadang-kadang menggunakan cara belajar lain yang dianggapnya mudah, seperti membaca sambil mendengarkan musik. Cara ini cukup sering dilakukannya. “Selain mengandalkan kemampuan mendengarkan, saya juga kadang-kadang belajar sambil mendengar musik. Cara ini sangat membantu saya,” tegasnya.

    Oleh karena itu, pada bagian akhir sharingnya, Luis Mite berpesan agar setiap orang mesti mengenali diri sendiri serta kemampuan yang dimiliki, terlebih dalam hal belajar. “Ketika kita mampu mengenal diri sendiri, maka kita akan dengan mudah menemukan metode belajar yang baik,” sambungnya.

    Bagi Luis Mite, momen sukacita wisuda juga menjadi momen penuh ucapan syukur atas segala kebaikan Tuhan dalam kehidupannya. Dia mengingat dan merefleksikan pertolongan Tuhan hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun sehingga akhirnya tiba pada penghujung akhir proses pembelajaran di kampus. Ada banyak kesulitan yang telah dilalui dalam perkuliahan. Maka menurutnya, momen wisuda juga menjadi pengingat akan segala kebaikan Tuhan.

    “Lebih dari itu, hal penting yang tidak boleh diabaikan adalah tidak boleh lupa akan Tuhan. Sebab dalam pengalaman pribadi, saya mengalami bahwa tanpa campur tangan Tuhan, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Sesibuk apapun saya dalam tugas baik sebagai mahasiswa di kampus dan sebagai frater di biara, Tuhan tetap menjadi hal utama. Bahkan dengan bantuan Tuhan pun saya akan mengalami kemudahan dalam banyak hal, termasuk dalam studi. Ini pengalaman pribadi saya. Maka saya juga berpesan kepada seluruh adik-adik agar tidak melupakan Tuhan dalam situasi apapun,” lanjutnya.

    Untuk diketahui, Luis Mite adalah seorang imam biarawan misionaris SVD (Societas Verbi Divini) yang ditahbiskan pada 2 Oktober 2021 di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero dan akan diutus ke Chicago, Amerika Serikat. Saat ini ia sedang dalam masa penantian untuk berangkat ke tempat misi sambil menyelesaikan segala administrasi dan dokumen. Oleh karena itu, dalam sharingnya juga, Pater Luis mengatakan bahwa prestasi akademis yang dicapainya saat ini adalah bentuk penghargaan dan ucapan terima kasih terhadap biara SVD yang telah berjasa bagi dirinya.

    “SVD begitu berjasa dalam hidup terlebih dalam studi dan perjuangan saya. Prestasi yang saya raih saat ini merupakan bentuk rasa terima kasih saya terhadap SVD yang begitu berjasa bagi saya. Begitu banyak hal yang telah saya alami dan dapatkan dalam SVD, maka ijinkan saya untuk menyampaikan rasa terima kasih berlimpah terhadap SVD. Selain itu, prestasi ini juga saya persembahkan untuk seluruh keluarga, sahabat dan kenalan yang telah menyumbangkan banyak hal dalam perjalanan hidup saya. Untuk semuanya itu, saya ingin mengucapkan terima kasih berlimpah,” terangnya. 

    Beberapa momen pasang-surut telah menghampirinya hingga membentuk pribadinya yang sekarang. Namun, Pater Luis berhasil melewati masa tersebut berkat dukungan dari SVD, orangtua, orang terdekat dan terutama Tuhan yang selalu menguatkannya. “Sekali lagi, jangan lupa Tuhan dalam setiap perjuangan kita,” tutupnya.*

*Febry Suryanto


 

Galeri Wisuda

Youtube:

BAGIKAN