•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  Ospek Hari Kedua STFK Ledalero Hadirkan Komisioner Komnas HAM

Ospek Hari Kedua STFK Ledalero Hadirkan Komisioner Komnas HAM

img

            STFK Ledalero mempertegas orientasinya pada misi penegakan Hak Asasi Manusia dengan mendatangkan pembicara dari Komnas HAM pada hari kedua kegiatan orientasi dan pengenalan kampus bagi mahasiswa-mahasiswi baru. Pembicara yang hadir pada kesempatan ini ialah Bapak Beka Ulung Hapsara, Koordinator Subkomisi Pemajuan Hak Asasi Manusia/Komisioner Pendidikan & Penyuluhan. Bapak Beka menjadi pembicara tunggal dalam sesi pertama ospek hari kedua yang dimulai pada pukul 08.00-12.00 WITA.

ospek hari keduaBapak Beka Ulung Hapsara membuka pembicaraan yang bertema “Indonesia dan Hak Asasi Manusia” ini dengan mengatakan bahwa kesempatan ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk berdiskusi dan belajar bersama tentang Hak Asasi Manusia. Kemudian beliau memberikan bahan masukan seputar paham-paham dasar tentang Hak Asasi Manusia seperti beragam persepsi tentang HAM, latar belakang, dinamika HAM dan lain sebagainya.

            Berbicara tentang Hak Asasi Manusia berarti berbicara tentang penghargaan atas harkat dan martabat luhur manusia. “Hak Asasi Manusia adalah tentang bagaimana kita memaknai apa yang ada di dalam diri kita untuk memanusiakan manusia yang lain,” kata Bapak Beka. 

            Dalam kurun waktu empat jam, Bapak Beka, yang didampingi oleh salah satu staf Komnas HAM, berhasil memantik semangat yang luar biasa dalam diri peserta ospek. Setelah hampir dua jam dibekali materi-materi bernas seputar isu-isu tentang Hak Asasi Manusia, para peserta ospek diajak berdiskusi. Mahasiswa-mahasiswi baru tampak bersemangat memberikan beragam pertanyaan tentang persoalan-persoalan yang menyangkut Hak Asasi Manusia. Hal ini menunjukkan antusiasme yang luar biasa dalam diri mereka.

            Di akhir diskusi ini, ketua STFK Ledalero, P. Dr. Otto Gusti Madung, SVD memberikan cinderamata kepada Bapak Beka Ulung Hapsara dan pendampingnya sebagai tanda penghormatan dan ucapan terima kasih.

 

Berpikir sebagai Fondasi Sekolah

            Sesi kedua ospek pada hari kedua ini berlangsung pada pukul 15.00-16.00 WITA. Dalam jadwal yang dikeluarkan oleh Panitia Ospek, yang menjadi pemateri dalam sesi ini ialah P. Bernard Raho, SVD. Akan tetapi karena yang bersangkutan berhalangan hadir, panitia menghubungi P. Yohanes Orong, SVD untuk menjadi pembicara.

            Pater Juan, demikian beliau kerap disapa, membawakan materi ospek bertema, “Metode Belajar Efektif.” Metode Belajar Efektif adalah cara-cara yang digunakan dalam aktivitas belajar dan cara tersebut memiliki pengaruh bagi subjek belajar. Pater Juan menegaskan, “metode belajar efektif adalah cara untuk mendapatkan sesuatu yang punya dampak atau pengaruh terhadap orang yang belajar, dalam hal ini mahasiswa.”

            Pemateri juga menekankan pentingnya aktivitas berpikir karena merupakan fondasi sekolah. Belajar itu, demikian kata pemateri, berkaitan erat dengan kecerdasan berpikir, dan oleh karena itu aktivitas berpikir menjadi penting. Mengutip Albert Einstein, Pater Juan mengatakan bahwa pendidikan merupakan latihan otak untuk berpikir.

            Dosen Bahasa Indonesia STFK Ledalero ini mengharuskan mahasiswa-mahasiswi mengasah kemampuan menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Menurut beliau, sekolah-sekolah mengajarkan murid-murid untuk menghafal sehingga mengabaikan aktivitas berpikir.

            Para mahasiswa baru dihimbau agar jangan menelan mentah-mentah semua materi yang diberikan dosen saat kuliah dan juga dilarang menolak semua materi yang diberikan dosen. Pada dasarnya mahasiswa diminta untuk mengembangkan sikap kritis. Dalam proses perkuliahan, orang harus menguasai teknik membaca, mendengar, mencatat, mengingat dan mengerti.

            Penulis buku “Bahasa Indonesia Indentitas Kita” ini berhasil membangkitkan gairah untuk belajar dalam diri peserta ospek dengan materinya yang berkualitas dan teknik penyajian materi yang khas, indah dan menarik serta pilihan kata yang selalu tepat dan terukur.

Perpustakaan STFK Ledalero: Perpustakaan dengan Koleksi Buku Terbanyak di NTT

            Setelah dibekali ilmu tentang belajar efektif, para peserta ospek diperkenalkan dengan perpustakaan STFK Ledalero. Sesi ini dimulai pada pukul 16.30-18.00 WITA. Hadir sebagai pembicara dalam sesi ini, Kepala Perpustakaan, P. Sefri Juhani, SVD dan para staf perpustakaan.

            Membuka pertemuan pada sesi ketiga ini, Pater Sefri mengutip Levinas, “Tindakan paling rasional itu adalah mencintai.” “Bagi seorang mahasiswa”, lanjut Pater Sefri, “tindakan paling rasional adalah mencintai buku. Mahasiswa yang tidak mencintai buku, kerasionalannya dipertanyakan.”

            Perpustakaan STFK Ledalero mengoleksi seratus tiga puluh ribuan buku. Dengan koleksi sebanyak itu, perpustakaan ini menyaingi koleksi buku Perpustakaan Sanata Dharma. Tidak hanya itu, perpustakaan ini menjadi perpustakaan dengan koleksi buku terbanyak di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Dalam satu tahun terakhir, perpustakaan mengalami pembenahan besar-besaran dengan tujuan agar minat baca mahasiswa/i ditingkatkan. Secara fisik, diadakan penambahan buku-buku terbitan terbaru, kursi dan meja dengan colokan listrik di masing-masing meja, dan ruangan yang sejuk dan kondusif.

            Diadakan pula pembenahan sistem. Perpustakaan STFK Ledalero bergerak dari sistem pelayanan tradisional ke sistem digital. Dari sistem tertutup ke sistem terbuka. Sekarang pengunjung perpustakaan diperbolehkan untuk mencari dan memilih sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Perpustakaan juga menyediakan akses ke beberapa jurnal internasional sehingga para pengunjung bisa menambah wawasannya melalui tulisan-tulisan dalam beberapa jurnal internasional yang sudah berlangganan dengan perpustakaan ini. (Tommy Duang)

ospek hari kedua3ospek hari kedua2

 

 

 

 

 

 

BAGIKAN