MAUMERE, SUARA-FLORES.COM – Perjuangan untuk perubahan nama institusi dan penambahan 2 Program Studi (Prodi) baru berlangsung selama hampir 3 tahun. Proses dan arahan telah diberikan tentang apa yang harus di lakukan sehingga ijin operasional bisa dikeluarkan pada bulan Juni lalu. Menyusul Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi No. 439/E/O/2022 tentang Izin Perubahan Bentuk Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero menjadi Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero 16/6 lalu, perguruan tinggi di
Maumere Flores ini, resmi menggelar peluncuran nama dan logo baru pada Rabu, 14/9/22.
Launching ini langsung dilakukan oleh Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi, Dr. Lukman, S.T., M.Hum, yang berlangsung di Auditorium St. Thomas Aquinas Ledalero. Kehadiran Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi disambut meriah dalam tarian tradisional Maumere, yakni Soka Papak. Kemudian dilanjutkan dengan sapaan adat (huler wair), diiringi tarian ja’i dari Kabupaten Ngada oleh Mahasiswa IFTK Ledalero.
Rektor IFTK Ledalero, Dr. Otto Gusti Ndegong Madung, mengatakan bahwa hingga saat ini STFK Ledalero dikenal sebagai lembaga pendidikan tinggi yang sangat bermutu di Provinsi NTT. Namun sejauh ini, kontribusinya terbatas hanya pada Bidang Filsafat dan Teologi. Menurutnya, STFK Ledalero sebelumnya telah
menyelenggarakan tiga program studi (Prodi), yakni S1 Filsafat, S1 Pendidikan Keagamaan Katolik
(PKK), dan S2 Teologi. Kini dengan menjadi Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif ( IFTK ) Ledalero membuka 2 Program Studi baru, yakni S1 Kewirausahaan dan S1 Desain Komunikasi Visual (DKV).
“Kedua program studi baru ini akan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas sumber daya generasi muda NTT yang merupakan salah satu daerah asal dari para korban Human Trafficking. Kontribusi ini juga adalah untuk mempersiapkan para tenaga kerja asal NTT untuk berkompetisi secara kualitatif di bursa pasar kerja, baik pada tingkat nasional maupun internasional,” kata Otto Gusti.
Lebih lanjut, Otto Gusti menjelaskan, perubahan nama menjadi IFTK Ledalero adalah salah satu ikhtiar untuk memperluas kontribusi kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD) sebagai pemilik lembaga pendidikan tinggi dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) secara khusus di NTT yang terkenal sebagai wilayah terbelakang dalam bidang pendidikan, dan Indonesia pada umumnya.
Dengan dibukanya 2 program studi baru, jumlah mahasiswa Ledalero dalam tahun ajaran ini menjadi lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Total jumlah mahasiswa IFTK
Ledalero saat ini adalah 1500 orang, dengan rincian per program studi antara lain prodi Filsafat 1128 orang, prodi PKK
152 orang, Prodi DKV 48 orang, Prodi Kewirausahaan 33 Orang, dan Magister Teologi Kontekstual 125 orang.
Lembaga ini pada awalnya didirikan sebagai tempat pendidikan calon imam Katolik atau calon romo. Dalam sejarahnya yang panjang STFK Ledalero sudah menghasilkan 6.324 alumni dengan perincian 21 orang uskup, 1.962 Imam dan 4383 (69,3%) awam. 500-an lebih di antaranya sedang bekerja sebagai misionaris di mancanegara.
Otto juga menjelaskan bahwa sekarang IFTK Ledalero tengah mempersiapkan gedung perkuliahan baru 3 lantai yang berlokasi di kompleks Candraditya, Kota Maumere. Gedung baru tersebut berukuran
71 x 32 meter persegi dilengkapi dengan lift.
Sedianya gedung baru akan mulai digunakan pada semester genap nanti. Di lokasi yang sama, pemerintah melalui Kementerian PUPR pun sedang membangun gedung dengan ukuran sama untuk kepentingan pengembangan IFTK Ledalero.
Dalam lintasan sejarah STFK Ledalero, institusi asal IFTK Ledalero, merupakan peningkatan dari Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, yang didirikan oleh SVD sebagai tindak lanjut atas Ensiklik
Maximum Illud Paus Benediktus XV. STFK Ledalero awalnya berdiri sebagai Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero yang disahkan pada 20 Mei 1937 oleh Tahta Suci Vatikan. Akan tetapi, kegiatan perkuliahan telah dimulai sejak tahun 1935, dengan diberinya kuliah Filsafat‑Teologi kepada 13 mahasiswa.
Pada 28 Januari 1941, hasil perdana sudah dapat dirasakan dengan ditahbiskannya 2 imam perdana. Baru pada bulan Januari 1969, lembaga pendidikan Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Katolik (STF/TK) Ledalero secara resmi berdiri sebagai salah satu bagian dari Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero.
Tahun 1984, dalam rangka penyesuaian jalur, jenjang dan program pendidikan perguruan tinggi swasta, STF/TK Ledalero menyelenggarakan program studi S1, dengan status “Diakui” berdasarkan SK Mendikbud No. 0604/0/1984.
Sejak itu, lembaga pendidikan ini berubah nama
menjadi Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero dengan membuka Program Studi Filsafat Agama dan Program Studi Filsafat Agama Katolik baik untuk para calon imam maupun
awam, perempuan dan laki-laki.
Logo IFTK Ledalero
Logo IFTK mengintegrasikan visi dan misi IFTK Ledalero yang adaptif dan transformatif berlandaskan Iman Kristiani. Bentuk dasar yang dipilih adalah tulisan “filsafat” (philosophy) dan
kreativitas. Simbol filsafat diambil dari bentuk huruf phi Φ. Kemudian dikembangkan menjadi perpaduan antara salib dan dunia.
Bentuk dunia berkembang menjadi bentuk daun yang tumbuh bercabang dari pokoknya, yaitu salib. Salib adalah pokok yang menjadi pedoman. Selain daun,
bentuk dasar logo ini menunjukan gambar ikan (ikhthus) yang merupakan simbol kekristenan.
Secara umum logo IFTK Ledalero menampakkan sesuatu yang bertumbuh. Institusi pendidikan sejatinya akan terus-menerus berkembang. Ini tervisualisasi dalam bentuk pohon dan
daun yang berulang ke atas.
Daun-daun ditempatkan mengikuti garis salib sebagai pokok.
Kreativitas selalu menciptakan perubahan. Kreativitas ini diwujudkan dalam bentuk yang
bergerak baik ke arah vertikal maupun horizontal.
Simbol ini ditempatkan mengikuti pokok garis
salib sebagai pedoman dan petunjuk arah perkembangan.
Tri dharma perguruan tinggi – pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, diungkapkan melalui bentuk tiga daun. Bentuk daun ini juga merupakan bentuk tiga konteks pelayanan yang dijalankan, di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Warna kuning pada latar
belakang melambangkan spirit of place Ledalero (bahasa Sikka, leda: bukit, lero: matahari) yang
berarti bukit sandar matahari. (ar/sf/nol).
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero