•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  Gelar Roadshow, BEM IFTK Ledalero Menyuarakan Pertobatan Ekologis

Gelar Roadshow, BEM IFTK Ledalero Menyuarakan Pertobatan Ekologis

img

(Ket. Foto: Tevin Lory, mahasiswa Prodi Filsafat IFTK saat membacakan orasi di depan Toko Nusa Indah, Maumere/Dokumentasi BEM IFTK)

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IFTK Ledalero menggelar aksi roadshow bertajuk ‘Merawat Bumi’ di kota Maumere, Kabupaten Sikka pada Sabtu, 25 Februari 2023. Dalam aksi ini, BEM IFTK Ledalero melalui orasi yang dibawakan oleh beberapa mahasiswa menyuarakan pertobatan ekologis kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sikka serta mengajak mereka menjaga dan merawat bumi.

 

Tevin Lori dalam orasinya menyebutkan  kenyataan-kenyataan  ironi yang menimpa bumi dan segala isinya. “Mesti kita akui  bahwa wajah bumi kita dewasa ini tak setampan tempo dulu. Sumber daya alam dieksploitasi kepentingan, hutan dibakar api egoisme, ikan dibom ketamakan, hewan liar diburu seolah buronan, jutahan lahan digunduli kedurhakaan, pohon ditebang kedurjanaan, lapisan ozon dikikis prestasi sains, wajah bumi dibanjiri sikap apatis, air, tanah, dan udara dicemari hasrat membabi buta,” tutur Tevin.

 

Mahasiswa Semeter VI Prodi Filsafat ini juga menyinggung kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Sikka dua tahun silam, sehingga masalah penumpukkan sampah menjadi salah satu hal yang disoroti.

 

“Masihkah terbesit dalam ingatan kita bahwa dua tahun silam Kabupaten Sikka pernah  menjadi daerah dengan jumlah kasus DBD terbanyak? Tingginya kasus ini kala itu, memaksa pemerintah menetapkan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB). Salah satu  hal yang paling disoroti ialah penumpukan sampah,” tegasnya.

 

Atas dasar kenyataan ironi yang menimpa bumi dan  dampaknya terhadap kehidupan, pada bagian akhir orasinya, Tevin mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Sikka untuk kembali menjaga, merawat, dan menghargai bumi dan spesies yang ada di dalamnya.

 

“Mari, kita bahu-membahu mematahkan segala kepentingan, ketamakan, dan kedurhakaan! Mari, kita senasib dan sepenanggungan dengan alam yang kita huni ini! Mari, kita berjanji untuk menghargai setiap bentuk kehidupan dan spesies yang ada di dalamnya! Mari, kita berjanji untuk memulihkan kembali segala kesalahan yang pernah dibuat terhadap bumi ini! Mari, kita berjanji untuk mencintai bumi ini setulus-tulusnya, setotal-totalnya!,” tuturnya.

 

Senada dengan hal ini, Rival Nakung, dalam orasinya membeberkan beberapa cara sederhana untuk menjaga dan merawat bumi dan lingkungan hidup yang ada di dalamnya.

 

“Bumi kalau dirawat dengan baik tentu dia tidak akan berulah. Lalu, bagaimana merawatnya? Kita harus menanam pohon. Pohon bisa memberikan kesegaran bagi udara yang kita hirup, menyerap air hujan sehingga tidak banjir, dan melalui akarnya, dia bisa mengikat tanah sehingga tidak terjadi longsor,” tandas Rival pada saat menyampaikan orasinya di depan Barata.

 

Rival menambahkan, masyarakat harus mengolah sampah dengan baik. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah mesti mencanangkan dan melaksanakan program-program dengan baik dan masyarakat mendukung dengan kesadaran dan melakukan tindakan nyata di rumah masing-masing

 

Selanjutnya, sehubungan dengan peran pemerintah dalam hal menjaga dan merawat bumi, Paul Tukan dalam orasinya menegaskan bahwa keberadaan bumi akan tetap eksis, juga bergantung dari peran para pemangku pemerintahan, seperti dalam pengambilan kebijakan, praktik investasi, dan sikap politik mereka.

 

“Masa depan bumi selalu ditentukan oleh kebijakan publik yang ramah alam, investasi yang berlandas pada AMDAL dan sikap politik yang responsif atas tata ruang kota yang amburadul dan kotor. Bumi hanya bertumbuh dalam perdamaian, sambil terus membina kerja sama berkelanjutan lebih-lebih dalam konteks birokrasi dan lingkup komunal,” tegas Paul.*

 

*Riko Kebu

 

 

BAGIKAN