•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  Education with a Mission: Pertemuan dengan Para Mahasiswi Penerima Beasiswa SVD

Education with a Mission: Pertemuan dengan Para Mahasiswi Penerima Beasiswa SVD

img

Women need to conquer their imposter syndrom and be prepared to not have all the answers. Society has been changing to give women a voice, but women now must be prepared to use it
-Wendy Suterland-

Kamis (02/10/2025), Tim JPIC SVD Ende mengadakan kegiatan pengenalan karya misi SVD dan women empowerment bersama para mahasiswi IFTK Ledalero penerima beasiswa SVD di gedung Kampus II Wairklau, Maumere. Para mahasiswi berjumlah 39 orang yang terdiri dari 30 mahasiswi penerima beasiswa dengan skema prokur misi SVD Jerman dan 9 mahasiswi penerima beasiswa dengan skema JPIC SVD Ende.

Kegiatan ini dihadiri oleh Tim JPIC SVD Ende yakni Pater Ignas Ledot, SVD (koordinator JPIC IDE), Pater Otto Gusti, SVD (rektor IFTK Ledalero), Pater Laurens Woda, SVD (kepala biro Spiritualitas Sang Sabda IFTK Ledalero), Pater Karis Djuwa, SVD, dan Pak Hanes Manehitu (kepala sekretariat IFTK Ledalero), Pak Rino Laka (tendik prodi DKV), dan keenam frater SVD.

Pertemuan dalam rangka perkenalan misi SVD dan penguatan kepemimpinan perempuan ini dimulai tepat pukul 17.30 WITA, dan diawali dengan ibadat bersama yang dipimpin oleh Frater Sian Leon dan Frater Elgis Epa. Para peserta dibawa dalam permenungan yang dalam tentang teks Injil Lukas (4:21), “Pada hari ini genaplah nas ini...” dalam konteks keberpihakan dengan kaum miskin dan tertindas. Misi Kristus adalah pembebasan yang berpihak. Untuk siapa saja yang menerima rahmat Tuhan dengan cuma-cuma, mestinya pada saat yang sama juga menjadi rekan kerja Allah untuk mewujudkan kerajaan-Nya yang berlandaskan keadilan, belaskasih, dan pembebasan bagi yang terpinggirkan.

Perempuan, Kepemimpinan, dan Misi SVD

Setelah ibadat pembuka, kegiatan berlanjut dengan sesi penguatan kepada para mahasiswi, terlebih untuk dua hal penting ini, yakni kehidupan akademik dan partisipasi dalam karya kerasulan SVD. Pater Laurens Woda, SVD memandu kegiatan ini dengan beberapa informasi teknis tentang penambahan dan perubahan skema beasiswa dan juga perkenalan kelompok baru penerima beasiswa. Dua hal yang ditekankan oleh Pater Laurens adalah pentingnya keseriusan dalam belajar (prestasi akademik) dan keterlibatan mahasiswi penerima beasiswa dalam karya misi SVD.

Pater Karis Djuwa, SVD yang dalam satu tahun belakangan ini sering mengkoordinasi project-project lapangan JPIC, memotivasi para mahasiswi untuk bertekun dalam apa yang menjadi prioritas mereka sebagai seorang pelajar. Menurut Pater Karis, intelektulitas seorang pelajar mesti bisa sampai pada hal-hal yang berkaitan dengan keberpihakan kepada orang kecil.. Sementara itu, Pak Hanes Manihitu mengingatkan para mahasiswi untuk bertanggung jawab terhadap beasiswa yang mereka sudah dapatkan. Bentuk tanggung jawab konkrit mesti diperlihatkan dalam prestasi akademik dan perilaku mahasiswi baik di dalam dan di luar kampus.

Pater Otto Gusti Madung, SVD, Rektor IFTK Ledalero, ketika diberi kesempatan untuk berbicara, mengemukakan dua poin ini: pertama perkenalan tentang para donatur di Eropa. Menurutnya ada sekitar 400 donatur yang telah membantu para mahasiswi penerima beasiswa.  Tidak hanya itu, dia juga mengajak para peserta untuk belajar dari sikap solider yang ditunjukkan oleh para donatur tersebut. Kedua, ajakan kepada para penerima beasiswa untuk menjadi mitra kerja SVD seperti mengambil bagian dalam karya misi SVD.

Education with a Mission

Setelah mendengarkan beberapa input, para mahasiswi dibagi ke dalam empat kelompok untuk menentukan sendiri kira-kira apa yang mereka bisa buat atau bagaimana bisa terlibat dalam karya misi SVD. Pada sesi ini, Pater Laurens sebagai pemandu menjelaskan beberapa kegiatan atau program tahunan JPIC dan para mahasiswi bisa menentukan kegiatan sesuai dengan kesepakatan kelompok. Mereka bisa menentukan dua kegiatan umum, bisa yang bersifat rutin (bulanan/mingguan) atau by project (per proyek). Dinamika seperti ini dibuat agar inisiatif kegiatan datang dari para mahasiswa sendiri.

 Ada berbagai macam kegiatan yang direkomendasikan oleh para mahasiswi, seperti mengunjungi rutan, membersihkan sampah di tempat-tempat doa, mengunjungi anak-anak sekami di pelosok, kelas kreatif (mata pelajaran bahagia), berdoa atau berziarah ke gua Maria, melakukan ibadat dan syering pengalaman berdasarkan inspirasi Kitab Suci, mengunjungi panti asuhan, dan membersihkan pasar Alok. Ada anjuran lain dari Pater Laurens, yakni mengadakan live in bersama umat di daerah terpencil yang diharapkan bisa terlaksana dalam waktu dekat ini. Para mahasiswi terlihat antusias untuk kegiatan-kegiatan yang disebutkan ini.

Di akhir kegiatan, forum bersepakat untuk memilih kepengurusan yang bisa mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan. Yang terpilih menjadi pengurus  adalah Enjel Pali sebagai ketua (prodi PKK), Honey sebagai wakil (prodi KWU), Florent Angi  sebagai sekretaris (prodi SI), dan Deliah sebagai bendahara (DKV). Dengan terpilihnya kepengurusan ini, beberapa kegiatan yang sudah direncanakan di atas bisa dikoordinasi dengan baik. Selain itu, para pengurus diharapkan untuk bisa bekerja dalam tim, belajar berorganisasi, dan bersinergi dengan orang atau kelompok-kelompok lain.

Koordinator JPIC SVD Ende, Pater Ignas Ledot, SVD dalam kata penutupnya menekankan sekali lagi keterlibatan para mahasiswi dalam karya misi SVD. Pater Ignas, mengawalinya dengan memotivasi peserta untuk terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan baik di kampus, kampus ministry, juga di luar kampus dengan JPIC. Dengan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang disebutkan, para mahasiswi tidak hanya belajar berorganisasi, tetapi peduli terhadap orang lain di sekitar mereka. Sebab pada hakekatnya, pendidikan kita adalah sebuah misi. Kita mengambil bagian dari misi Gereja. Konkritnya, berkat dan kebaikan yang diterima mahasiswi dalam bentuk bantuan beasiswa mestinya dalam cara yang berbeda juga dibagikan kepada orang lain melalui keterlibatan dalam karya misi SVD.

Kegiatan ditutup dengan makan bersama sekaligus menjadi momen untuk berkenalan antarmahasiswi yang satu dengan yang lain. Enjel Pali, koordinator mahasiswi penerima beasiswa, menyampaikan perasaan gembira karena bisa mengikuti kegiatan seperti ini. “Senang sekali, kami banyak belajar dari masukan yang disampaikan oleh para pater dan staf IFTK dan juga  dari diskusi kelompok dengan teman-teman. Semoga kegiatan seperti ini dibuat rutin ke depannya,” Ujarnya dengan penuh semangat.

(Laurens Woda dan Tino Bei)

IMG 20251012 WA0007IMG 20251012 WA0005IMG 20251012 WA0004IMG 20251012 WA0003

 

BAGIKAN