Foto: Honoratus Jonsi. Dok. IFTK Ledalero/Renold Djie
Pencapaian menuju panggung prestasi selalu lahir dari usaha yang dibarengi keringat. Hari yang menjadi hari paling bahagia adalah ketika kita sungguh benar-benar membahagiakan orang-orang yang disayangi, dengan prestasi yang kita raih. Situasi demikian yang dialami para wisudawan Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero pada Sabtu (4/11). Upacara yang berlangsung di Auditorium St. Thomas Aquinas IFTK Ledalero ini terdiri dari wisuda sarjana negara program S1 Ilmu Filsafat, S1 Pendidikan Keagamaan Katolik, dan S2 Ilmu Agama/Teologi Katolik.
IFTK Ledalero kembali melahirkan putra-putri terbaik. Sabtu pagi hingga siang, para wisudawan kembali di kampus tempat belajar mereka, menuai hasil upaya selama petualangan intelektual di Ledalero atau Bukit Sandar Matahari ini. Tampak senyum lebar tersungging di wajah para wisudawan, optimis terhadap hasil yang mereka raih. Dalam wisuda kali ini, terdapat dua wisudawan dari program pascasarjana yang sangat menonjol dengan capaian prestasi terbaik yaitu lulus dengan IPK 4,00. Keduanya adalah Honoratus Jonsi dan Only Putra Eduardus, yang baru ditahbiskan menjadi imam Serikat Sabda Allah pada Oktober lalu.
Honoratus Jonsi dijumpai selepas upacara wisuda, mengaku bangga dan bersyukur atas pencapaiannya tersebut. “Bagi saya prestasi ini tidak hanya merupakan buah dari perjuangan saya selama ini tetapi sekaligus menjadi motivasi untuk perjuangan selanjutnya, terutama bagaimana saya mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang saya dapat ke dalam karya pelayanan saya. Apalagi saya seorang imam, karena itu saya harus mengimplementasikannya untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama,” ungkap pria kelahiran Manggarai, 3/1/1994 ini.
Ono, demikian sapaannya, juga menyebutkan bahwa hasil yang ia peroleh ini bukanlah tujuan awal melainkan buah dari segala usaha ketekunan dan kesetiaan. Baginya yang terpenting adalah bagaimana melewati setiap proses dengan kesungguhan dan ketekunan.
“Untuk mencapai prestasi ini, strategi dan tipsnya adalah kesetiaan dan ketekunan, untuk mengikuti setiap proses perkuliahan. Selain itu, doa dan usaha harus berjalan beiringan, dan juga kesehatan yang memampukan saya untuk ikut kuliah dengan sukacita dan penuh semangat,” imbuh imam baru yang sebelumnya menjalani Tahun Orientasi Pastoral di VIVAT Internasional Indonesia, Jakarta dan Paroki St. Yoseph Matraman, Keuskupan Agung Jakarta ini.
Selain Ono, Only Putra Eduardus dalam wawancara via WhatsApp karena berhalangan menghadiri wisuda, mengakui bahwa ketekunan adalah salah satu kunci meraih prestasi luar biasa ini. “Bertekunlah dalam studi dan gunakan media-media yang ada khususnya internet untuk memperluas pengetahuan dan wawasan,” pesan imam baru kelahiran Denpasar, 19/5/1994 ini kepada para juniornya di IFTK Ledalero. Alumnus Seminari Menengah St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo ini juga menambahkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras dan perjuangannya dalam studi.
Ono dan Only membuktikan bahwa usaha perjuangan dan kerja keras bukanlah hal yang bisa dikompromi, melainkan tuntutan wajib menuju sukses dan prestasi. Perjalanan panjang melewati setiap tantangan dan rutinitas pribadi dan aturan komunitas selama mereka dibina sebagai calon imam di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, memampukan keduanya mengolah pribadi melalui proses panjang. Hasilnya terbukti, senyum mereka merekah begitu tulus dan bahagia di antara para wisudawan lain pada Sabtu siang itu.
Engel Dhajo
SHARE THIS
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum volutpat tortor nec vulputate pe0
Cras consectetur suscipit nisi a fermentum. Class aptent taciti sociosqu ad litora
Vivamus convallis lobortis dolor, eu varius ipsum tincidunt sed. Suspendisse sit amet ante ullamcorp0
Nulla vitae urna orci. Nunc at dictum ligula, vel suscipit nunc.
© Copyright 2025 by Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology - Design By Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology