Waktu menunjukkan pukul 19.00 WITA ketika bel berbunyi, tanda dimulainya sesi pertama debat antar prodi IFTK Ledalero. Sesi pertama yang mempertemukan Prodi PKK melawan Prodi Filsafat di atas panggung debat berlangsung panas, berkat ide dan argumentasi masing-masing kelompok. Prodi Filsafat yang berdiri sebagai tim pro berusaha mempertahankan tesis mereka saat dicecar oleh berbagai argumen kritis dari Prodi PKK sebagai tim kontra. Tema perdebatan yang diperbincangkan oleh kedua tim ini ialah polemik proyek geotermal di Flores yang selama ini telah menjadi topik hangat masyarakat.
Sejak awal menyampaikan dukungan mereka terhadap maraknya proyek geotermal di Mataloko dan Poco Leok, sejak itu pula Prodi Filsafat mendapat gugatan dan pertanyaan menukik dari Prodi PKK. Dalam argumennya, Prodi PKK mempersoalkan perihal keuntungan yang didapat masyarakat dari proyek geotermal sekaligus mempertanyakan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proyek panas bumi ini. Prodi PKK berpendapat bahwa niat pemerintah untuk memastikan ketersediaan pasokan listrik bagi masyarakat di sekitar dan manfaat pembangunan yang dapat dinikmati kelak, tidaklah sebanding dengan biaya-biaya manusiawi serta kerugian ekologi yang mesti dibayar. Sebaliknya, Prodi PKK justru menduga bahwa proyek ini dimaksudkan semata-mata untuk mendukung mega proyek pemerintah lainnya, misalnya pariwisata premium di Labuan Bajo yang letaknya tidak jauh dari salah satu titik pengeboran. Di hadapan gugatan-gugatan ini, Prodi Filsafat terlihat kelimpungan mencari argumen pembelaan atas posisi mereka.
Berkat konsistensi argumentasi, kedalaman analisis, dan data-data yang akurat, Prodi PKK akhirnya keluar sebagai juara setelah juri merampungkan hasil penilaian mereka. Ketiga juri – yang juga merupakan dosen IFTK Ledalero – berpendapat bahwa kedua tim telah menampilkan yang terbaik dari diri mereka. Namun, tetap saja dalam perlombaan mesti ada yang dipilih sebagai yang paling terbaik. Juri mengapresiasi Prodi PKK yang berhasil mendominasi alur perdebatan dengan argumen-argumen yang dalam, sehingga membuat mereka layak keluar sebagai juara. Namun, para juri juga perlu mengakui bahwa usaha Prodi Filsafat untuk mempertahankan posisi mereka sebagai tim pro merupakan hal yang sulit dan hal itu perlu diapresiasi.
Sementara itu, di sesi kedua, Prodi KWU telah dijadwalkan untuk bertemu Prodi DKV di atas panggung debat. Akan tetapi, mendekati waktu perlombaan, Prodi DKV secara terhormat dan bertanggung jawab menyampaikan pengunduran diri mereka dari lomba. Ini artinya, Prodi KWU otomatis meraih juara 3 lomba debat antar prodi IFTK Ledalero. (Alfian Tanggang)
SHARE THIS
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum volutpat tortor nec vulputate pe0
Cras consectetur suscipit nisi a fermentum. Class aptent taciti sociosqu ad litora
Vivamus convallis lobortis dolor, eu varius ipsum tincidunt sed. Suspendisse sit amet ante ullamcorp0
Nulla vitae urna orci. Nunc at dictum ligula, vel suscipit nunc.
© Copyright 2025 by Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology - Design By Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology