•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  Vivat International Dorong STFK Ledalero Perangi Human Trafficking

Vivat International Dorong STFK Ledalero Perangi Human Trafficking

img

Simposium Internasional Filsafat dan Teologi Kontekstual  Pesta Emas STFK Ledalero

Direktur Vivat International-Indonesia, Pater Paul Rahmat SVD, M.A., memberikan apresiase yang tinggi kepada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero yang telah berkontribusi dalam upaya memerangi human trafficking di Indonesia, khususnya di NTT baik melalui publikasi, penelitian, kampanye publik, atau katekese. Upaya ini mesti terus dilakukan agar mengurangi tingginya angka human trafficking.

Hal ini dikatakan Pater Paul Rahmat ketika tampil sebagai salah satu pembicara pada sesi paralel Simposium Internasional Filsafat dan Teologi Kontekstual, yang digelar  STFK Ledalero, Kamis (5/9). Simposium ini diselenggarakan dalam rangka merayakan 50 tahun STFK Ledalero. Pater Paul membawakan materi From Grassroots to the United Nations : Keterlibatan VIVAT Internasional Memerangi Perdagangan Orang di Indonesia.

Menurut Pater Paul, human trafficking adalah luka borok yang mengerikan pada tubuh kemanusiaan zaman kontemporer. Ini adalah sebuah tugas profetik dan apostolik yang menantang zaman ini. “Karena itu, Ingin melihat kerjasama yang lebih erat antara STFK Ledalero dengan VIVAT Internasional untuk persoalan kemanusiaan kontemporer melawan human trafficking dan perbudakan modern,” katanya.emas hari kedua 7

Setiap Provinsi di Indonesia (34 provinsi), demikian Pater Paul, merupakan sumber  traffiking, dan Provinsi yang  tertinggi  yang menjadi sumber tindak pidana perdagangan orang (TPPO) adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT dan Banten.  Mereka yang menjadi korban umumnya dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga, di bidang perikanan, industri seks komersial, kerja paksa di bidang pertanian (perkebunan), industri jasa, pertambangan, konstruksi dan perusahaan-perusahaan yang memperjual-beli orang.

“Berdasarkan data yang kami miliki sejak Maret 2005 hingga Juni 2019 ada 9.133 orang yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang. Banyak yang sudah menjadi korban dan meninggal. Khusus untuk NTT, pada tahun 2018 ada 108 kasus kematian dan hingga Agustus 2019 sudah ada 78 kasus kematian,” papar Pater Paul.

emas hari kedua 18Ia menambahkan human trafficking adalah isu prioritas atau focus Vivat International-Indonesia. Ada 6 program utama, yaitu pemberdayaan, capacity building, penyadaran, advokasi, pengumpulan datan/pemetaan dan berjejaring. Vivat International-Indonesia berbagai pihak untuk terus memerangi human trafficking. “Kerja sama dari gereja, pemerintah, lembaga pendidikan sangat penting untuk memerangi dan melawan human trafficking ini,” kata Pater Paul Rahmat.

Yanto Naben

Galeri Perayaan Emas STFK Ledalero Hari Kedua

BAGIKAN