•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  Rektor IFTK Ledalero: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal untuk Terus Belajar

Rektor IFTK Ledalero: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal untuk Terus Belajar

img

          Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero menggelar Sidang Senat Terbuka dalam rangka pengukuhan wisudawan dan wisudawati Tahun Akademik 2024/2025, Sabtu (25/10/2025), di Auditorium Thomas Aquinas, Kampus I Ledalero, Nita.

Press Release Foto1

Rektor IFTK Ledalero, Dr. Otto Gusti Madung, Dok. IFTK Ledalero

Dalam upacara yang penuh khidmat tersebut, Rektor IFTK Ledalero, Dr. Otto Gusti Ndegong Madung, secara resmi mengukuhkan 287 wisudawan program Sarjana Filsafat, 33 wisudawan program Sarjana Pendidikan Keagamaan Katolik, dan 47 wisudawan program Magister Teologi. Dari jumlah tersebut, 48 mahasiswa meraih predikat Cum Laude, dan beberapa bahkan memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yakni 4,00.

          Pater Otto menyampaikan kebanggaannya atas capaian para wisudawan yang tidak hanya berprestasi dalam studi, tetapi juga aktif dalam penelitian dan publikasi ilmiah. Mahasiswa IFTK Ledalero, katanya, turut berkolaborasi dengan dosen dalam berbagai riset yang telah dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional.

         Dalam wawancara sehari sebelum wisuda, Pater Otto menegaskan bahwa wisuda bukanlah puncak pendidikan, melainkan awal dari proses pembelajaran yang sejati.

“Momentum wisuda hanyalah tanda bahwa pendidikan formal telah selesai. Tujuan pendidikan adalah menciptakan manusia yang bebas. Kebebasan diraih melalui kematangan intelektual dan wawasan moral yang kuat, bukan sekadar bertindak atas naluri. Manusia bebas adalah manusia yang mampu menggunakan akal budinya untuk mempertimbangkan segala tindakan,” ujar Dr. Otto Gusti Madung.

         Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keberhasilan para wisudawan tidak terlepas dari suasana akademik IFTK Ledalero yang terus berkembang. Kampus ini, lanjut Pater Otto, berupaya meningkatkan kualitas tenaga pendidik serta memperkuat infrastruktur pendidikan.

“Kami berusaha untuk terus meningkatkan mutu pendidikan. Saat ini kami berencana membuka Program Studi Bimbingan dan Konseling dengan pendekatan pastoral, yang akan dinaungi oleh Direktorat Jenderal Bimas Katolik,” jelasnya.

         Selain program akademik baru, IFTK Ledalero juga berencana membangun sejumlah fasilitas penunjang seperti laboratorium komputer.

         Meski demikian, Pater Otto tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang masih dihadapi. Salah satunya adalah kendala finansial yang dialami mahasiswa.

“Sebagian besar mahasiswa kita berasal dari keluarga sederhana, sehingga pembayaran uang kuliah sering tersendat. Selain itu, kami juga mengalami kesulitan mendapatkan dosen bergelar S3, terutama untuk program studi Kewirausahaan, Desain Komunikasi Visual, dan Sistem Informasi,” ungkapnya.

         Upacara wisuda tahun ini turut dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, perwakilan Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Kepala LLDIKTI Wilayah XV, serta Bupati Sikka. Pater Otto menilai kehadiran para pejabat tersebut menunjukkan dukungan nyata pemerintah terhadap pendidikan tinggi swasta di daerah.

“Kehadiran pemerintah merupakan bentuk kerja sama yang penting, sebab lembaga pendidikan swasta juga mengambil bagian dalam tugas negara di bidang pendidikan. Namun kerja sama ini tidak berarti kampus kehilangan daya kritis terhadap kekuasaan. Kampus harus tetap menjadi ruang yang bebas dan kritis terhadap negara,” tegas Dr. Otto Gusti Madung.

IFTK Ledalero terus berkomitmen menjadi ruang pembelajaran yang humanis, kritis, dan kreatif, sekaligus melahirkan lulusan yang berakar kuat pada nilai-nilai kemanusiaan dan iman.

Fransisco Salvedorein Pondang (22757299)
Sie Publikasi & Pemberitaan

 

BAGIKAN