Rektor IFTK Ledalero dan aktivis HAM Indonesia, Pater Dr. Otto Gusti Madung, SVD, diundang oleh Universitas Melbourne, Australia untuk memberikan kuliah umum dengan topik “Contemporary Issues on Human Rights in Flores, Eastern Indonesia.” Dalam kunjungannya, Pater Otto juga memberikan kuliah di salah satu kelas tentang bencana alam, namun fokus utama kehadirannya di Australia adalah untuk membahas isu-isu HAM yang sedang dihadapi oleh masyarakat di Flores, khususnya di Kabupaten Sikka.
Dalam kuliah umumnya, Pater Otto memberikan gambaran umum tentang Flores dan Kabupaten Sikka, mengangkat dua isu utama: kekerasan berbasis gender atau kekerasan terhadap perempuan, dan perdagangan manusia di Flores. Data dan informasi yang disampaikannya didasarkan pada pengalaman dan kerja LSM yang terlibat dalam advokasi HAM di Flores, yaitu Tim Relawan Kemanusiaan Flores (TRUK-F).
Pater Otto menjelaskan tentang Pulau Flores secara sosial dan geografis. “Meskipun Flores memiliki daya tarik wisata yang terkenal seperti danau tiga warna di Gunung Kelimutu dan Komodo, penduduknya sebagian besar adalah petani kecil. Kemiskinan multidimensi masih menjadi tantangan utama di wilayah ini, dengan banyak warga yang terpaksa menjadi pekerja migran di luar negeri, sering kali dalam kondisi yang berisiko,” jelas Pater Otto.
Di Kabupaten Sikka, di mana TRUK-F berbasis, permasalahan sosial-ekonomi seperti kemiskinan, korupsi, kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan manusia, dan peningkatan kasus HIV-AIDS menjadi perhatian serius. TRUK-F didirikan pada tahun 1997 oleh beberapa imam misionaris Serikat Sabda Allah (SVD), Suster Misionaris Abdi Roh Kudus (SSpS), dan aktivis HAM di Flores. Saat ini, fokus utama TRUK-F adalah memberikan dukungan kepada perempuan dan anak-anak yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Kekerasan Berbasis Gender dan Perdagangan Manusia di Flores
Pater Otto memaparkan bahwa sejak tahun 2000 hingga 2023, TRUK-F telah menangani 2.817 kasus kekerasan dalam rumah tangga, dengan 52% korban adalah anak-anak. Kasus-kasus kekerasan ini sebagian besar terjadi di lingkungan rumah, di mana pelaku sering kali adalah orang-orang yang dekat dengan korban, seperti ayah kandung, ayah tiri, atau anggota keluarga lainnya.
Selain itu, imam SVD ini juga mengangkat isu perdagangan manusia di Flores. Dari tahun 2015 hingga 2024, TRUK-F menangani beberapa kasus perdagangan manusia, termasuk eksploitasi anak-anak dalam perdagangan seks dan tenaga kerja paksa. Salah satu kasus yang mencuat adalah perbudakan anak-anak di sebuah pabrik roti di Maumere, di mana mereka dipaksa bekerja selama 19 jam sehari tanpa upah.
Dalam penutupan kuliahnya, Pater Otto menekankan pentingnya pemberdayaan korban melalui pendidikan dan dukungan ekonomi, serta perlunya advokasi hukum yang lebih kuat untuk melindungi hak-hak mereka.
Kuliah umum ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Dr. Otto di Universitas Melbourne, di mana ia juga menjadi salah satu panelis dalam sesi diskusi tentang HAM di Indonesia bersama Andreas Harsono, peneliti senior di Human Rights Watch.
Dengan kehadiran Pater Otto di Melbourne, diharapkan kesadaran internasional terhadap isu-isu HAM di Indonesia, khususnya di Flores, dapat semakin meningkat, dan mendorong aksi nyata untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
IFTK Ledalero / Hermina Wulohering
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero