•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  Prodi Magister Teologi Katolik IFTK Ledalero Adakan Seminar Ilmiah tentang Peran Joseph Ratzinger

Prodi Magister Teologi Katolik IFTK Ledalero Adakan Seminar Ilmiah tentang Peran Joseph Ratzinger

img

Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Joseph Ratzinger atau Paus Benediktus XVI sebagai salah satu teolog besar dalam sejarah Gereja Katolik, Program Studi (prodi) Magister Teologi Katolik Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero menyelenggarakan Seminar Ilmiah pada Sabtu (28/01/2023), di Ruang Clemens IFTK Ledalero.

Seminar yang berlangsung dari pukul 09.00-12.20 WITA ini mengusung tema “Peran Joseph Ratzinger (Paus Benediktus XVI) bagi Gereja di Masa Pra dan Post Konsili Vatikan II”. Selain dibuat secara offline, seminar ini juga disaksikan secara livestreaming via channel youtube IFTK Ledalero.

Seminar ilmiah ini dibagi ke dalam tiga sesi. Pada sesi pertama, Master of Ceremony (MC), Damara Uma, memberi kesempatan kepada Pater Dr.Puplius Meinhard Buru, SVD, Direktur Pascasarjana IFTK Ledalero, untuk memberikan sambutan. “Seperti yang kita ketahui dan alami bersama, akhir tahun lalu, tepatnya pada 31 Desember 2022, Paus Emeritus Benediktus XVI meninggal dunia.

“Dengan kepergiannya, dunia khususnya Gereja Katolik kehilangan satu figur yang sangat berarti di zaman ini. Dia tidak saja dikenal sebagai pemikir brilian, tapi juga sebagai teolog besar yang pernah menduduki takhta Petrus dan satu-satunya Pontifex dalam sejarah Gereja yang memperkenalkan suatu Kristologi secara sistematis,” tutur Pater Puplius dalam sambutannya. Lebih lanjut, Pater Puplius menegaskan bahwa seminar itu dibuat untuk merefleksikan peran Ratzinger pada masa pra dan post Konsili Vatikan (KV)  II.

Setelah Pater Puplius memberikan sambutan, sesi berikutnya ialah sesi pemaparan materi. Pater Petrus C. Dhogho, SVD,  selaku  moderator seminar, memberi kesempatan kepada Pater Dr. Georg Kirchberger, selaku pemateri, untuk mempresentasikan materinya. Secara keseluruhan, Pater Georg berbicara tentang pofil singkat Joseph Ratzinger, inti pemikirannya sebagai teolog serta pengaruhnya terhadap Gereja.

aseminar dosen januari 2023 6Menurut Pater Georg, ada beberapa pengaruh dari Joseph Ratzinger, baik sebagai teolog maupun sebagai Paus. Sebagai teolog, misalnya, ia turut serta dalam gerakan yang terjadi, terutama di Perancis dan Jerman, di mana sejumlah pemikir Katolik berusaha membongkar teologi neoskolastik yang kaku. Mereka membongkar tradisi tersebut dengan mengangkat tradisi biblis-patristis. Dalam semangat yang sama, Ratzinger turut serta dalam KV II dan main peran penting dalam seluruh proses konsili itu.

Namun, terlepas dari pengaruh postif tersebut, bagi Pater Georg, salah satu beban paling besar yang diwariskan oleh Paus Benediktus XVI ialah bahwa ketika ia meninggal, ia tinggalkan Gereja dalam situasi krisis. Karena itu, sebagai kesimpulan, Pater Georg menegaskan, “Pada akhirnya saya menyatakan bahwa Ratzinger tidak terlalu memberikan pengaruh positif bagi Gereja. Ia adalah representan dari semangat Gereja yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman”.

Menanggapi pemaparan materi dari Pater Georg, RD. Dr. Petrus Sina, Penanggap I, menggariskan beberapa catatan kritis, berupa poin afirmatif dan juga poin keberatan. Secara keseluruhan, tanggapan RD. Rus mengikuti skema penjelasan dari Pater Georg, mulai dari profil Joseph Ratzinger dan latar belakang pemikirannya, pengaruhnya terhadap Gereja, serta pandangannya tentang tradisi dan inkulturasi.

Sebagai misal, tentang pengaruhnya terhadap Gereja, Ratzinger menyumbang pemikiran brilian selama KV II, terutama dokumen Lumen Gentium, Ad Gentes, dan juga Katekismus Gereja Katolik (KGK). Selain itu, ia juga sangat menekankan pentingnya pengoptimalan rasio dalam ziarah keberimanan kita. Dengan memberi tekanan pada rasio, ia sebenarnya sudah menyiapkan satu pola evangelisasi Gereja yang uptodate, Gereja yang bisa berdiskusi dan berdialog dengan semua orang melalui pengoptimalan rasio yang lurus.

Sebagai tanggapan atas pernyataan Pater Georg bahwa Paus Benediktus XVI meninggal pada situasi krisis, menurut RD. Rus, krisis sosial selalu terjadi setiap saat dan ini tentunya memengaruhi krisis Gereja. Kalau kita konsisten bahwa Gereja adalah rekan seperjalanan, maka sangat adil apabila kita tidak selalu menyalahkan Gereja atas kejahatan kita sendiriseminar dosen januari 2023 7.

Menuntut tanggung jawab berlebihan kepada Gereja atas kesalahan manusia kontemporer sebenarnya menunjukkan ciri Gereja yang triumvalistik, yang merasa bisa atur segalanya. Karena itu, bagi RD. Rus, Joseph Ratzinger memiliki pengaruh yang luar biasa, baik pada masa pra maupun post KV II.

Selanjutnya, sebagai penutup dari sesi pemaparan materi, Pater Kristo memberi kesempatan kepada Pater Dr. Leo Kleden, SVD, selaku Penanggap II, untuk memberikan tanggapannya. Pater Leo membagi tanggapannya atas dua bagian yakni pengalaman perjumpaan pribadi dengan Paus Benediktus XVI serta catatan kritis dari tinjauan filsafat, terutama filsafat hermeneutika. Tentang kesan terhadap Paus Benediktus XVI, Pater Leo menceritakan pernyataan seorang wartawan yang pernah menulis perbedaan audiensi antara Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI.

seminar dosen januari 2023 8Orang menghadiri audiensi bersama Paus Yohanes Paulus II untuk mengalami kehadirannya yang hangat sebagai tokoh karismatik. Sebaliknya, orang menghadiri audiensi dengan Paus Benediktus XVI untuk mendengar pengajarannya sebagai teolog. Kesan ini pun turut diamini oleh Pater Leo.

Baginya, Ratzinger adalah seorang teolog cerdas yang memiliki pemikiran yang runtut dan sistematis. Pada akhirnya, Pater Leo menegaskan, “Saya menghargai Paus Benediktus. Rumusannya bagus, jelas sekali buku-bukunya. Tetapi, kita harus lihat itu dalam tradisi Yudeo-Helenistik”.

Usai pemaparan materi dari Pater Dr. Leo Kleden, SVD, seminar dilanjutkan dengan sesi diskusi. Pater Kristo, selaku moderator, membagikan sesi diskusi ini menjadi tiga bagian dengan masing-masing tiga penanya.*

 

*Apri Selai


BAGIKAN