Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero kembali mencatat sejarah melalui penyelenggaraan wisuda tahun akademik 2024/2025 yang digelar pada Sabtu (25/10) di Auditorium St. Thomas Aquinas, Kampus 1 Ledalero. Momen berharga ini terasa istimewa bukan hanya karena kehadiran Gubernur Nusa Tenggara Timur, tetapi juga karena orasi ilmiah kali ini dibawakan oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik (PKK) — setelah selama ini kesempatan tersebut didominasi oleh Prodi S1 Filsafat dan S2 Teologi.
Kehadiran orator dari Prodi PKK menjadi semakin bermakna karena wisuda tahun ini merupakan angkatan kedua lulusan Prodi PKK sejak program tersebut resmi dibuka di IFTK Ledalero.
Rektor IFTK Ledalero, Dr. Otto Gusti Madung, SVD, menyebut keputusan ini sebagai bentuk “kebijakan afirmatif” yang memberi ruang setara bagi semua program studi untuk tampil di forum akademik tertinggi lembaga. “IFTK memberi kesempatan yang sama bagi seluruh mahasiswa untuk menunjukkan prestasi dan refleksi akademiknya,” ujarnya.
Mahasiswa yang dipercaya membawakan orasi ilmiah adalah Markus Anggelico Dony Lewar, akrab disapa Jelo, wisudawan Prodi PKK yang lulus dengan predikat cum laude, IPK 3,77. Ia membawakan orasi berjudul “Memaknai Arah Pendidikan Kita dari Kampus Menuju Transformasi Sosial.”
Dalam wawancara sehari sebelum wisuda, Jelo mengungkapkan bahwa pengalaman ini merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab besar.
“Ini kesempatan berharga bagi saya karena IFTK Ledalero memberi ruang yang sama bagi seluruh mahasiswa untuk tampil di panggung akademik seperti wisuda,” ujarnya.
Dalam orasinya, Jelo menyoroti situasi pendidikan nasional yang menurutnya mengalami kemandekan bahkan kemunduran.
“Banyak penelitian menunjukkan bahwa para siswa dan mahasiswa kini cenderung menjadi penghafal materi dan kehilangan daya kritis,” katanya.
Ia menegaskan bahwa pendidikan seharusnya menumbuhkan kemampuan berpikir analitis, keberanian berargumentasi, serta kepekaan terhadap realitas sosial. Pendidikan, menurutnya, harus menjadi jalan bagi transformasi sosial, bukan sekadar alat untuk memperoleh pekerjaan.
Meski ruangan terasa panas, orasi yang disampaikannya mampu memikat perhatian para wisudawan, dosen, dan tamu undangan yang memadati auditorium. Di akhir orasinya, Jelo mengajak rekan-rekan wisudawan untuk menjadi agen perubahan yang inovatif, beretika, dan peduli terhadap masyarakat.
“Saya berharap kita terus mengembangkan potensi diri, menjadi pribadi yang lebih baik, dan berguna bagi semakin banyak orang,” tutupnya.
Upacara wisuda tahun ini turut dihadiri sejumlah pejabat penting, antara lain Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI, Kepala LLDIKTI Wilayah XV, serta Bupati Sikka. Dalam sambutannya, Gubernur NTT menegaskan bahwa wisuda bukan sekadar perayaan kelulusan, melainkan momen perutusan bagi para sarjana.
“Wisuda di IFTK Ledalero bukan hanya akhir dari sebuah proses studi, tetapi juga pernyataan iman dan nalar, bahwa terang kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan harus dibawa turun dari Bukit Sandar Matahari ke seluruh penjuru dunia,” tegas Gubernur.
Acara berlangsung khidmat dan penuh makna, menandai komitmen IFTK Ledalero dalam melahirkan insan-insan intelektual yang berkarakter, kritis, dan siap berkontribusi bagi masyarakat.
Maria Yulianti Benu (2507501)
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

