•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  Pengenalan Perpustakaan IFTK Ledalero bagi Mahasiswa Baru

Pengenalan Perpustakaan IFTK Ledalero bagi Mahasiswa Baru

img

(Ket. foto: gedung perpustakaan IFTK Ledalero)

Kegiatan PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero telah memasuki hari yang ke-6. Pada kesempatan itu, para mahasiswa baru diperkenalkan dengan kehidupan seputar perpustakaan. Kegiatan yang dipimpin oleh Dr. George Kirchberger selaku Penanggung Jawab Perpustakaan dan Bpk. Fransiskus X. Sabu, S.Fil. selaku Kepala Perpustakaan IFTK itu bertempat di Auditorium IFTK Ledalero pada Jumat (26/8) sore.

Dr. Kirchberger, pembicara pertama, berbicara mengenai pentingnya perpustakaan di perguruan tinggi. “Perpustakaan merupakan jantung dari sebuah proses di perguruan tinggi, karena itu apabila perpustakaan yang merupakan jantung dari sebuah proses tidak ada, maka perguruan tinggi itu akan mati,” tutur Doktor yang akrab disapa Pater Kirch itu. Karena itu beliau mengharapkan agar para mahasiswa IFTK memanfaatkan setiap waktu luang untuk berkunjung ke perpustakaan.

Selanjutnya, kesempatan kedua diberikan kepada Bpk. Fransiskus X. Sabu, Kepala Pepustakaan IFTK Ledalero. Fransiskus menjelaskan banyak hal mengenai perpustakaan IFTK Ledalero. Sebagai Kepala Perpustakaan, ia pertama-tama menjelaskan gambaran umum perpustakaan sebagai sumber informasi serta menjelaskan fungsinya.

Menurut Fransiskus, kurang lebih ada empat fungsi perpustakaan. Pertama, fungsi edukasi yaitu menyangkut sumber-sumber atau bahan pembelajaran/perkuliahan.

Kedua, fungsi informasi. “Perpustakaan bukan hanya menyediakan sumber atau bahan-bahan pembelajaran tetapi juga beragam informasi yang berasal dari majalah, artikel-artikel dan surat kabar,” ujarnya.

Ketiga, fungsi deposit. Deposit artinya menyimpan. Jadi perpustakaan adalah tempat untuk menyimpan seluruh karya yang dihasilkan baik dalam lingkup perguruan tinggi itu maupun karya-karya dari pihak lain. Keempat yaitu fungsi riset. Fungsi riset itu mendukung dalam berbagai macam penelitian.

Selanjutnya, Fransiskus menjelaskan secara singkat sejarah perpustakaan IFTK Ledalero. Menurutnya, perpustakaan ini berdiri sejak Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero didirikan oleh salah seorang misionaris asal Belanda, Pater Adrian Vlooswjk, SVD, yang mana ia memberikan buku-buku pribadinya untuk disimpan di perpustakaan Seminari Tinggi St. Paulus. Kemudian dalam perkembangan selajutnya, perpustakaan ini mulai diakui pemerintah karena dikelola secara baik dan mandiri oleh pihak kampus.

Fransiskus juga menjelaskan hal-hal teknis yang perlu diketahui oleh mahasiswa baru mengenai perpustakaan IFTK Ledalero seperti klasifikasi jenis buku, majalah dan karya-karya yang ada di perpustakaan. “Klsifikasi ini berguna untuk memudahkan mahasiswa dan para dosen untuk menemukan sumber bacaan tertentu,” ujarnya.

Lalu, Fransiskus meminta mahasiswa untuk memperhatikan masing-masing kode pada buku. Kode itu, lanjutnya, bertujuan untuk menunjukan letak tempat buku-buku itu disimpan. Seiring perkembangan zaman, IFTK juga menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi digital. Hal itu dapat dilihat dari cara mendapatkan informasi, buku-buku atau karya-karya yang ingin kita peroleh.

Dia menambahkan bahwa jika sebelumnya para mahasiswa menegenal model membaca dan menemukan buku, artikel dan karya-karya tertentu secara konvensional di perpustakaan, tetapi sekarang para mahasiswa dapat mengakses beragam informasi, buku-buku atau artikel tertentu secara online melalui elibrary.stfkledalero.ac.id. Namun, hal yang perlu diingat juga oleh mahasiswa bila hendak ke perpustakaan adalah membawa serta kartu mahasiwa sebagai salah satu syarat untuk bisa masuk.

Selesai pemaparan materi dari pemateri kedua, kegiatan PKKMB hari ke-6 itu ditutup dengan agenda mengunjungi perpustakaan bagi mahasiswa baru untuk melihat dan mengetahui keadaan perpustakaan IFTK Ledalero secara umum.*

*Ilon Poe 

 

BAGIKAN