•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  Pekan Kelima Kuliah Umum Teori Keadilan, Dr. Leo Kleden Ajak Peserta Merefleksikan Penderitaan

Pekan Kelima Kuliah Umum Teori Keadilan, Dr. Leo Kleden Ajak Peserta Merefleksikan Penderitaan

img

“Manusia dari kodratnya merindukan dan memperjuangkan kebahagiaan. Tetapi ia sekaligus mengalami bahwa hidup ini selalu ditandai dengan penderitaan”, kata Dr. Leo Kleden sewaktu membuka kuliah umum pada pekan kelima, Sabtu (16/10) di Hotel Pelita Maumere. Dr. Leo membawakan materi dengan judul Menalar Keadilan Allah dari Tengah Penderitaan Manusia. Peserta yang terlibat dalam kuliah umum ini berasal dari latarbelakang yang berbeda, mahasiswa, dosen, anggota DPR, dan rakyat biasa.STUDIUM GENERALE MINGGU KE 5 8

Lebih lanjut Pater Leo menjelaskan arti penderitaan. Penderitaan menurutnya ialah semua pengalaman pedih yang menghalangi perwujudan kebahagiaan didambakan itu, entah oleh bencana alam atau oleh kejahatan manusia atau pun gabungan dari kedua faktor itu. Dalam konteks Indonesia, penderitaan yang menimpa hidup manusia menjadi gugatan yang sangat tajam terhadap Allah yang esa, mahabaik dan mahaadil.

Sebelum mengulas tentang arti penderitaan, Pater Leo terlebih dahulu mengantar para peserta kuliah dengan tiga kisah berbeda yaitu kisah tsunami di Aceh pada tahun 2004, kisah pembantaian 6 juta orang Yahudi oleh Nazi Jerman di bawah Hitler pada Perang Dunia II dan kisah Adina dari Timor Timur. Masing-masing kisah pilu penderitaan manusia selalu melahirkan pertanyaan gugatan terhadap Allah. Menurut Dr. Leo, di hadapan fakta penderitaan orang lain, setiap kita dituntut untuk merefleksikan pengalaman penderitaan kita sendiri.  

Pertanyaan-pertanyaan gugatan terhadap Allah kemudian coba dijelaskan oleh Pater Leo dengan refleksi filosofis memaknai penderitaan. Refleksi filosofis terhadap makna penderitaan ini dibuat untuk menjelaskan korelasi penderitaan dalam terang filsafat dan teologi. Pater Leo memulai refleksinya dengan membuat perbandingan antara filsafat Asia dan filsafat Barat serta memberikan catatan kritis terhadap kedua aliran filsafat tersebut dalam kaitan dengan penderitaan.

Pater Leo kemudian mengakhiri pemaparan materinya dengan mengangkat kisah Ayub. Kisah Ayub diyakini sebagai contoh sikap yang baik dalam menghadapi penderitaan. Ayub, demikian Dr. Leo, merupakan salah satu tokoh biblis yang paling tabah dalam menghadapi penderitaan. Tetapi sekaligus, Ayub juga merupakan pribadi yang memperoleh keadilan dari Allah dalam pengalaman dukanya.STUDIUM GENERALE MINGGU KE 5 6

Materi kuliah kali ini disambut baik oleh para peserta. Hal ini tampak ketika memasuki sesi diskusi. Beberapa peserta yang bertanya selalu memberikan apresiasi atas materi yang dibawakan. Pada bagian akhir perkuliahan ini, Pater Leo mengajak semua peserta untuk memiliki sikap bela rasa dalam menyikapi setiap bencana atau penderitaan yang dialami sesama. Hal paling penting menyikapi penderitaan sesam ialah hadir dan turut terlibat membantu atau solider dengan para korban.

Silvinus Heri Hendro Dede

           

 

BAGIKAN