Segenap Civitas Akademika Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero pada Sabtu, 14 Oktober 2023, pkl. 08.00 WITA, mengikuti seminar nasional dengan tema "Tantangan & Strategi Mendidikan Generasi Milenial Cerdas Berkarakter di Auditorium St. Thomas Aquinas IFTK Ledalero.
Seminar yang dimoderatori oleh Ibu Aloysia Berlindis Lasar S. Pd. M.Pd. dengan pembicara Dr. Itje Chodidjah dan Paulus Kuswandono, Ph.D. ini, juga dihadiri oleh Perwakilan Kementerian Agama dan pengawas beberapa SMAK di maumere. Seminar diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya oleh seluruh peserta seminar. Sebagai bagian dari Civitas Akademika IFTK, mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik (PKK) juga turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini dan menyumbangkan lagu berjudul "Jasamu Guru".
Dalam sambutannya, Romo Dr. Yohanes Hans Monteiro selaku Wakil Rektor 3 IFTK Ledalero, mengatakan bahwa wawasan pendidikan saat ini diwarnai dengan isu-isu global sehingga penting bagi pendidik untuk memperkuat nilai dan karakter peserta didik agar menghasilkan generasi milenial yang cerdas dan berkarakter.
Ibu Aloysia Lasar sebagai moderator membuka sesi seminar dengan pantun yang menarik dan mendapat antusiasme positif dari peserta seminar. Seminar dibagi dalam dua sesi yaitu penyajian materi dan diskusi.
Pemateri pertama, Dr. Itje Chodidjah memberikan penjelasan tentang enam skills yang harus dimiliki oleh generasi Z. Enam skills tersebut adalah critical thinking and problem solving, creativity and imagination, citizenship, comunication and collaboration, digital literacy and Leadership, and personal development. Keterampilan ini dibutuhkan pendidik sebagai the role models. Dr. Itje menambahkan "tantangan guru generasi Z adalah ego dalam mendidik peserta didik. Oleh karena itu ketika masuk ke dalam dunia pendidikan formal, ego guru dicuci habis-habisan karena pedidikan harus berorientasi pada peserta didik. Merdeka belajar dalam konteks ini menjadi terobosan transformatif yang berpusat pada peserta didik. Tujuan merdeka belajar adalah menggalang upaya dari stakeholder untuk meningkatkan pendidikan anak-anak."
Bapak Paulus Kuswandono, Ph.D. dalam sesi pemaparan materi sebagai pembicara kedua mengatakan bahwa salah satu aspek dari kurikulum merdeka adalah pembelajaran berdeferensiasi yaitu pembelajaran yang mendorong partisipasi peserta didik. Guru dengan demikian hanya berperan sebagai fasilitator bukan mendominasi dalam kelas.
Pemaparan materi oleh kedua pembicara mengugah peserta seminar untuk mengajukan beberapa pertanyaan yang menarik seperti, bagaimana menjembatani digital literacy di kelas? Untuk menjawab pertanyaan ini, Ibu Itje mengatakan bahwa guru harus mengembangkan literasi melalui semua pelajaran agar peserta didik memahami informasi, dan mampu menyampaikan informasi dengan bahasa yang tepat.
Pertanyaan lain yang diajukan oleh peserta seminar didasarkan pada konteks saat ini di mana marak tersebar istilah SARIAWAN (siapkan anak dengan ringkasan aman waktu ujian) dan MENCRET ( mengajar nyerocos terus) dan mengapa istilah seperti ini selalu ada dan nampak dalam dinamika dunia kependidikan? Ibu Itje menjawab pertanyaan ini dengan menegaskan bahwa sterotip seperti ini sebaiknya tidak dipopulerkan karena guru berperan sebagai pendidik dan bukan tukang.
Di akhir seminar ibu Itje Chodidjah berpesan bahwa mendidik adalah menyentuh kehidupan selamanya. Oleh karena itu, sebagai guru, kita tidak boleh hanya fokus pada hasil tetapi pada proses.
(Vhe: Mahasiswa prodi PKK)
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero