Mahasiswa Program Studi Filsafat Angkatan 2022 IFTK Leldaro menanam bibit pohon mangrove di Pantai ndete Magepanda (foto: Nardo Hurint)
Maumere_ Sabtu, 04 mei 2024 jarum jam menunjukan pukul 8.30 Wita, 5 truk kayu sebagaimana andalan Masyarakat Flores itu berdesing meninggalkan gerbang kampus 1 Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero, nampak para mahasiswa bersorak ria bermuatkan semangat kelestarian lingkungan yang mengebu-gebu. Meskipun cuaca yang begitu panas menyengat dispanjang perjalanan namun kami disuguhi oleh pemandangan laut biru jernih kontras dengan sabana yang seperti katun yang membungkus deretan perbukitan kecil membentang dari desa kolisia hingga tiba di Dusun Magelo’o Desa Reroroja tempat yang kami Tuju.
Tak lain tujuannya adalah Pantai Ndete tempat kegiatan penanaman anak bakau berlangsung. Kegiatan ini diikuti oleh 214 mahasiswa/I dengan beberapa dosen. Aksi ini merupakan wujudnyata dari mata kuliah eco-sopy sebagai mata kuliah wajib dan khusus membahas tentang lingkungan hidup.
Pose Bersama dalam aksi penanaman pohon Mangrove yang dibalut dalam tema “humanisme ekologi untuk bumi untuk nanti” (foto: Nardo Hurint)
Kegiatan penanaman anak bakau bertajuk “humanisme ekologi untuk bumi untuk nanti” bertujuan menjaga keaslian alam dengan melestarikan mangrove, mengurangi abrasi dan ekosistemnya. Pater Felix Baghi, SVD selaku Dosen pengampu mata kuliah Eco-Sopy mengatakan, selain untuk memenuhi tuntutan akademik di kampus kegiatan menanam mangrove hari ini sebagai bentuk komitmen kita (ledalero) dalam merawat alam, sepuluh tahun lalu para mahasiswa ledalero Angkatan itu melakukan kegiatan serupa hari ini dan hasilnya sudah kita lihat tentunya dalam misi yang sama kita lanjutkan apa yang pernah dilakukan oleh mahasiswa ledalero” hal ini sangat relevan dengan salah satu isi misi IFTK yakni pengabdian kepada Masyarakat, nampak dalam kepedulian terhadap alam sebagai bentuk dukungan langsung terhadap Masyarakat yang tinggal dekat Pantai Ndete Magepanda.
foto: Nardo Hurint
Jony Harjon salah satu mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini menandaskan, aksi ini menunjukan kesadaran kita sebagai mahasiswa juga anak muda akan penting dan mendesaknya merawat alam, kembalikan alam pada hakikatnya. kegiatan menanam mangrove selain mengembalikan alam pada hakikatnya tentu membawa manfaat sosial dan ekonomi bagi Masyarakat sekitar hutan mangrove ini. manfaat yang sama diungkapkan oleh Abraham Manilet Mahasiswa filsafat ankatan 2022 ini menegaskan bahwa jika hutan mangrove ini dikelola dengan baik tentu menjadi salah satu tujuan wisata sebab magepanda juga dikenal dengan Pantainya yang memanjakan pengunjung, harapannya Masyarakat dan pemerintah melihat peluang ini yakni mengelola hutan mangrove ini menjadi tempat wisata yang bagus sebagaimana kita saksikan didaerah lain di Indonesia dan itu sangat membantu khususnya pendapatan Masyarakat setempat.
Namun, perlu diketahui baik bahwa apa yang kita lihat, Masyarakat Magepanda nikmati hari ini kemajuan hutan Mangrove magepanda merupakan buah kerja keras dan cinta yang sangat radikal dari seorang tokoh hebat yakni bapak Victor Emanuel Rayon atau akrab disapa baba akong dan keluarga, ketekunan dan cinta beliau terhadap upaya penanaman bakau telah membuah hasil hal ini dapat dibandingkan dengan kondisi saat ini dengan saat awal setelah peristiwa tsunami tahun 1992 yang memporak-porandakan Sikka khsusnya sepanjang Pantai utara. tidak heran jika pemerintah Indonesia menganugrahkan Kalpataru perintis lingkungan kepada baba Akong, masing-masing tahun 2008 dan 2009. penghargaan itu diberikan pemerintah kepada Masyarakat non pegawai negeri yang giat melestarikan lingkungan hidup.
Para mahasiswa berkumpul disekitar pusara dari baba Akong untuk berdoa Bersama sebagai bentuk penghormatan atas jasa Baba Akong dalam upaya menanam dan merawat hutan Mangrove Magepanda (foto: Sandry)
Sebagai bentuk penghormatan terhadap usaha baba akong, segenap rombongan berkumpul disekeliling kuburnya untuk berdoa singkat yang dipimpin langsung oleh Pater Bernad Boli Udjan, SVD. Kuburan dengan corak keramik merah tua itu tepat letak depan rumah bambu tua yang cukup reot dan kini ditempati oleh istri dan anak-anak baba Akong dan mewariskan cinta yang besar akan alam.
Kegiatan penanaman ini berlangsung selama 2 jam, animo mahasiswa IFTK begitu tinggi nampak dalam semangat keceriaan dan kebersamaan sepanjang kegiataan penanaman berlangsung meskipun dibawah Terik matahari Magepanda yang amat panas.
Oleh: Sandry Anjelinus
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero