Salah satu peserta seminar nasional Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia (KBBI) yang berlangsung di aula St. Thomas Aquinas, Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Dr. Petrus Dori, menawarkan dialog antarbudaya untuk menangani persoalan dialog antaragama di Indonesia. Tawaran ini disampaikannya dalam sesi tanya jawab pada seminar nasional hari kedua Asosiasi Filsafat dan Teologi Indonesia (AFTI), Sabtu (5/3/2022).
Dr. Petrus menyampaikan bahwa dalam dialog antaragama, yang menjadi persoalannya adalah perbedaan doktrin. Maka, dialog antarbudaya juga perlu, karena dialog antarbudaya sangat realistis.
“Saya bilang realistis karena dialog antarbudaya itu menjadi perspektif untuk membentuk cara pikir, cara pandang untuk mengutamakan perbedaan-perbedaan termasuk perbedaan agama”, tutur dosen pedagogi pada STFK Ledalero ini.
Seminar yang dihadiri peserta daring maupun luring ini, menghadirkan keynote speaker II, Dr. Georg Kirchberger (STFK Ledalero) dan Dr. Bagus Laksana (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta). Dr. Bagus hadir dan menyajikan materi secara daring. Diskusi ini dimoderatori oleh Dr. Bernard Hayong (STFK Ledalero).
Dr. Kirchberger menyajikan makalah berjudul “Konsep Etos Global Hans Kung dan Relevansinya bagi Upaya Dialog Antaragama di Indonesia”. Etos global Kung diyakini dapat mengurangi persoalan atau kekerasan yang terjadi di antara agama-agama. Dr. Kirchberger kemudian menarik relevansi etos global Kung dengan konteks aktual agama-agama di Indonesia.
Sementara itu, Dr. Bagus menanggapi materi Dr.Kirchberger dengan menawarkan model teologi komparatif yang menekankan pentingnya upaya belajar tradisi agama-agama lain melalui pengalaman hidup bersama.
Beberapa Tanggapan
Romo Mateus Mali dan Romo Gonti Simanullang, peserta seminar yang hadir secara daring, juga menanggapi materi yang dibawakan kedua pembicara. Romo Mateus menyampaikan bahwa masalah dialog antaragama yang pertama adalah kemanusiaan yang terpasung dalam agama. Lalu, masalah yang kedua menurutnya adalah masalah dialog yang ditopang oleh fundamentalisme agama.
“Sisi dialog, atau kalau kita mau bekerja sama dengan orang, maka sisi kemanusiaan itu, moral, berarti menekankan sisi kemanusiaan itu. Maka bagi saya membuka ruang publik perjumpaan, membuat orang saling mengenal dan mengerti”, ujar Romo Mateus.
Ada pun komentar dan tanggapan dari Romo Gonti tentang bagaimana semua elemen masyarakat Indonesia yang terkenal dengan pluralitas dalam perbedaan, dapat mengenal empat pilar kebangsaan, yaitu pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kemudian dikombinasikan dengan moderasi beragama.
Peserta lain, Romo Valent dari Malang (via zoom), menyatakan pesismismenya akan dialog antaragama ini. Ia mempertimbangkan beberapa alasan. Pertama, rasa takut; tekanan, minoritas, dan kekerasan. Kedua,perbedaan doktrin agama, dan ketiga, dialog hanya terjadi pada level atas. Romo Valent lalu menawarkan, baiknya dilakukan dialog kemanusiaan.
Kemudian, terdapat beberapa tanggapan lagi dari peserta yang hadir secara langsung, yaitu Romo Philip Ola Daen, yang menyatakan bahwa kalau semua agama menunjukkan hal positif, maka akan muncul aliran baru yang disebut sinkretisme. Ada pula komentar dari Romo Hartanto mengenai dialog yang mesti berkaitan dengan ajaran masing-masing agama.
Sesi diskusi ini diakhiri oleh tanggapan dari pater Aleks Jebadu yang menyatakan bahwa sesungguhnya Gereja Katolik telah membuka pintu. Setelah melalui berbagai diskusi luring dan daring, menampung berbagai pendapat, moderator akhirnya menutupi seminar dengan closing statement oleh pemateri Dr. Kirchberger. Paduan seuara para mahasiswa/i STFK Ledalero kembali mengakhiri kegiatan seminar dengan menyanyikan sebuah lagu.* (Penulis: Engel Dhajo)
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero