Maumere, Jumat 25 Maret 2022, Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero mengadakan kegiatan bincang-bincang bersama Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Dr. Hilmar Farid, Ph.d. Kegiatan ini diikuti oleh para Dosen STFK Ledalero, mahasiswa, undangan dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 15.00-17.30 WITA, dan bertempat di Ruangan Yosef Suban. Ada tiga bagian susunan acara kunjungan Dirjen kebudayaan Kemendikbudristek.
Kegiatan bincang-bincang ini dibuka dengan sambutan dari ketua STFK Ledalero, Dr. Otto Gusti Ndegong Madung. Dalam sambutannya, beliau mengangkat persoalan Human Trafficking (perdagangan manusia). “Salah satu persoalan yang dihadapi Masyarakat NTT adalah masalah perdangan Manusia atau Human Traficking. Salah satu faktornya adalah rendahnya kualitas pendidikan dan masalah ketenagakerjaan di NTT, sehingga mereka tidak mampu berkompetisi di usaha pasar kerja,” tuturnya. Menghadapai persoalan ini, STFK Ledalero akan mengembangkan diri menjadi Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif. Untuk itu, Pimpinan STFK mengajukan permohonan kepada Kemendikbudristek untuk membuka tiga program studi yakni: kewirausahawan, Sistem Informasi dan Desain komunikasi Visual. Ketua Sekolah juga menandaskan bahwa, “ketiga Program Studi ini berikhtiar untuk mengangkat aspek wisata dan budaya lokal sebagai kekhasan”. Harapannya, Bapak Hilmar Farid mengkomunikasikan rencana ini kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek.
Kemedikbud Ristek Mendorong Memajukan Kebudayaan
Dirjen Kemendikbudristek, Bapak Hilmar Farid dalam sesi dialog, menekankan tentang upaya untuk memajukan Kebudayaan. Pertanyaannya, mengapa harus memajukan kebudayaan? Mengapa bukan sains atau pendidikan. Baginya, kebudayaan tidak boleh tertinggal dari negara-negara maju. “Tidak perlu mengkopi kebudayaan negara-negara maju, tetapi kita harus memajukan kebudayaan kita dengan mengikuti pola negara sendiri,” ujarnya. Selain itu, tugas memajukan kebudayaan merupakan tugas yang menarik. Salah satu agenda untuk memajukan kebudayaan adalah bagaimana mengelola sumber daya yang terbatas di dunia yang terbatas ini? Salah satu hal yang memprihatinkan bagi beliau ialah orang sibuk dengan bentuk dari kebudayaan dan lupa pada hal yang menjadi inti substansial dari kebudayaan itu sendiri. Karena itu, keberhasilan dari sebuah kebudayaan adalah perasaan yang tergugah untuk memberikan sesuatu yang terbaik.
Kebudayaan sebagai Inspirasi
Menghadapi era normal baru di tengah Covid-19, semua orang menuntut suatu perubahan. Perubahan-perubahan itu membuat manusia kalang kabut mencari inspirasi. Dari sana muncul kesadaran tentang perubahan bahwa kebudayaan merupakan inspirasi baru di tengah perubahan yang dialami saat ini. Dr. Hilmar Farid menekankan pentingnya menengok kembali kepada kekhasan kebudayaan lokal. Di tengah fakta pluralitas, dia menegaskan keragaman budaya bukan merupakan suatu persoalan tetapi mesti dilihat sebagai kekuatan atau inspirasi.
Agenda Penting Untuk STFK Ledalero
Tentang upaya memajukan kebudayaan, dan kebudayaan sebagai inspirasi itu sendiri menjadi agenda penting untuk STFK Ledalero. Agenda itu berhubungan dengan langkah yang mau dibuat. STFK Ledalero diberi tantangan sekaligus peluang oleh Kemendikbud Ristek untuk menilai dan melihat serta memahami hal yang bisa diambil dari masyarakat adat dan cara menerjemahkannya serta memasukannya ke dalam tatanan kebudayaan masyarakat modern. Agenda yang ditawarakan oleh Dirjen Kemendikbudristek adalah tawaran untuk membangun kerja sama dalam mengadakan riset tentang kebudayaan. “Kalau kita tertarik untuk melakukan bersama-sama, kita bisa siapkan”, tukas beliau.
Sesi dialog
Dalam sesi ini beberapa hal atau persoalan diangkat sekaligus mengapresiasi langkah atau upaya dari Dirjen Kemenndikbudristek tentang langkah atau upaya untuk memajukan kebudayaan. Beberapa pertanyaan, komentar, aspirasi dan apresiasi datang dari para dosen dan mahasiswa antara lain dari Dr. Feliks Baghi, Dr. Leo Kleden, P. Bernard Raho, SVD, Dr. Yohanes Monteiro. Dari mahasiswa yakni Sarnus Harto sebagai Ketua SEMA STFK Ledalero. Semua pertanyaan, gagasan, komentar itu bermuara pada upaya untuk memajukan kebudayaan. Dalam menanggapi itu, Bapak Hilmar Farid menekankan relevansi praktik-praktik kebudayaan lokal pada kehidupan sekarang. Menurut beliau, tugas memajukan kebudayaan bukan hanya tugas Menteri pendidikan dan Kebudayaan tetapi lebih merupakan tugas kita bersama. Tiga agenda Kemendikbudristek dalam memajukan kebudayaan adalah melindungi, mengembangkan dan pemanfaatan. “Tugas melindungi memiliki bobot yang lebih besar”, tandasnya.
Tambahan-tambahan Praktis dari Direktur Masyarakat adat
Beberapa poin tambahan praktis dibeberkan oleh Direktur Masyarakat Adat, Bapak Syamsul Hadi. Pertama, tentang prodi. Bahwasanya terjadi perombakan sistem untuk mempercepat pendirian prodi. Hal tersebut tentu menjadi angin segar untuk STFK sendiri. Karena itu dia mengharapkan agar STFK mempercepat capaian mata kulaih. Kedua, Program Mahasiswa soal magang bersertifikat kampus merdeka. Ketiga, Riset. Tentang pendanaan Riset akan dikomunikasikan dengan Menteri keuangan. Dia juga mengharapkan agar mengimplementasikan hasil kajian riset kepada masyarakat. Beberapa poin lain yang disampaikan oleh Bapak Syamsul Hadi adalah tentang KKN tematik sebagai upaya regenerasi dengan menghadirkan mahasiswa kepada masyarakat, Konsep Dana abadi. Dana abadi merupakan dana berbasis masyarakat bisa perorangan, masyarakat dan lembaga.
Penutup
Acara terakhir sekaligus menutupi rangkaian kegiatan bincang-bincang ini adalah sambutan singkat dari kepala dinas Kabupaten Sikka, kemudian Lagu dari STFK Voice dan sesi Foto bersama pimpinan STFK dan Rombongan Dirjen Kebudayaan dan Kemendikbudristek, serta rombongan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka.
*Budi Nasu
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero