Ket: Dua Mahasiswa IFTK Ledalero sedang menanam anakan pohon bambu di kali Patiahu, pada Sabtu (23/03). Foto/Seksi Dokumentasi BEM.
Dalam rangka melestarikan lingkungan, beberapa mahasiswa semester VIII Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero melakukan penanaman anakan pohon bambu di sepanjang kali Patiahu, pada Sabtu (23/03). Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IFTK Ledalero melalui seksi Aksi Sosial bekerja sama dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) Cabang Kabupaten Sikka. Ini merupakan kali kedua kami bekerja sama dengan BEM Ledalero untuk menanam pohon bambu. Yang pertama waktu itu menanam pohon bambu di mata air Wairpuang, kata Kristina Margaretha, salah satu anggota YBLL Cabang Kabupaten Sikka khusus bagian fasilitator desa. Ina menjelaskan tujuan menanam pohon bambu di sepanjang kali Patiahu tersebut, yakni untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, menahan erosi dan tanah longsor serta menjaga keseimbangan air tanah. Bambu bisa menyimpan air. Satu rumpun bambu mampu menghasilkan 5000 liter air per tahun atau per musim hujan. Karena di sepanjang pinggir kali itu rawan erosi, maka ditanami (pohon) bambu untuk mencegah erosi, jelasnya. Adapun penanaman itu mulai dari mata air kemudian di sepanjang kali dengan jarak tanam 5x5 meter.
Kali Patiahu terletak di Desa Runut, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka. Jaraknya dari kota Maumere kurang lebih 40 km ke arah Timur. Kali tersebut merupakan sebuah kali mati. Pada musim hujan seperti ini, kali itu baru dialiri air. Namun, pada musim kemarau, kali itu menjadi kering. Menanam pohon bambu di sekitar kali tersebut diharapkan mampu menjaga kelembapan di sekitar kali serta pada saatnya nanti setiap rumpun bambu dapat menampung air setiap kali musim hujan.
Pertobatan Ekologi
Menurut ketua seksi Aksi Sosial, Robertus Belarminus Pangu, kegiatan menanam anakan pohon bambu tersebut merupakan suatu bentuk tanggapan para mahasiswa terhadap aksi pertobatan ekologi. Kegiatan ini merupakan suatu bentuk pertobatan ekologi. Apalagi saat ini kita sedang menjalankan masa prapaskah, baiklah kalau kita melakukan pertobatan dengan menanam pohon, ungkap Ertus. Ia manambahkan bahwa kegiatan tersebut merupakan aksi nyata dalam merespon seruan Paus Fransiskus melalui ensikliknya Laudato Si.
Laudato Si merupakan ensiklik kedua yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus setelah ensiklik Lumen Fidei. Ensiklik Laudato Si dipublikasikan pada tahun 2015, dua tahun setelah ensilik Lumen Fidei. Laudato Si secara khusus berbicara tentang krisis iklim dan lingkungan hidup akibat ulah manusia. Melalui ensiklik tersebut, Paus Fransiskus mengeritik tindakan manusia yang membahayakan lingkungan hidup melalui pembangunan dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak ramah lingkungan sehingga mengakibatkan krisis iklim dan bencana lingkungan hidup. Melalui ensiklik tersebut, Paus menyerukan suatu pertobatan ekologi sebagai bentuk tanggung jawab manusia terhadap lingkungan hidup.
Perwakilan para mahasiswa IFTK Ledalero melakukan salah satu tanggung jawab itu dengan menanam ratusan anakan pohon bambu. Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi yang lain untuk terlibat dalam aksi merawat lingkungan, tukas Ertus. Anakan pohon bambu yang ditanam itu diberikan oleh YBLL Cabang Kabupaten Sikka. BEM IFTK Ledalero menerima 150 anakan pohon bambu. Dari 150 anakan pohon itu, 100 anakan pohon ditanam di kali Patiahu, sedangkan 50 lainnya ditanam di mata air Waipuang.
Fonsi Orlando
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero