•  25 Feb 2023
•  Public

Dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup, BEM IFTK Ledalero menyelenggarakan roadshow bertema “Merawat Bumi” di kota Maumere pada Sabtu, 25/02/2023. Kegiatan ini merupakan aksi lanjutan dari beberapa aksi nyata seperti penanaman bakau di Magepanda, pembersihan sampah di pasar Alok dan Nita serta membantu pemulung di TPA Nangarasong.

Ketua BEM IFTK Ledalero, Arif Tandang, menyatakan kampanye edukatif ini bertujuan menyadarkan masyarakat, terutama masyarakat Kabupaten Sikka tentang pentingnya merawat bumi.

(Ket. foto: Para mahasiswa IFTK Ledalero berdiri di depan pertokoan Maumere sambil memegang spanduk/Dokumentasi BEM IFTK)

“Ini kegiatan yang diprogramkan oleh BEM sendiri dan bukan mono-aksi melainkan aksi lanjutan dari beberapa kegiatan sebelumnya, dengan tujuan menyadarkan masyarakat lebih khusus masyarakat Kabupaten Sikka tentang pentingnya merawat bumi sebagai ibu,” ujar Arif.

Sebelum berangkat, para peserta mendengarkan arahan dari pengurus BEM tentang kegiatan dan rute perjalanan yang akan dilalui.

“Kegiatan ini bukan rekreasi, ini kegiatan edukasi sehingga hindari lagu-lagu yang bernuansa pesta dan juga pada saat orasi, pembacaan puisi dan monolog musik dihentikan dan kita perlu memusatkan perhatian kita pada orasi yang dibawakan oleh teman-teman,” ujar Ketua Sie Protokol BEM, Theos Seran.

Kegiatan yang melibatkan kurang lebih 200 mahasiswa dari beberapa prodi ini dimulai pukul 09.30 WITA. Rute perjalanan dimulai dari gerbang kampus IFTK lalu keluar melewati jalur  Ende-Maumere. Selanjutnya melewati Jln. Kolombeke ke Jln. Gajah Mada menuju Jln. A. Yani. Setelah dari sana, perjalanan dilanjutkan ke depan Nusa Indah lalu melewati Jln. Centris lalu ke Jln. Pertokoan. Setelah melewati Pertokoan perjalanan dilanjutkan ke Jln. A. Yani menuju depan Barata Store. Dari Barata rombongan melewati Kampung Beru menuju ke samping Monumen Tsunami dan selanjutnya melewati Kampung Kabor lalu ke Jln. Anggrek dan berakhir di Pusat Jajanan dan Cinderamata.

Selama perjalanan, beberapa mahasiswa membacakan orasi, puisi, dan membawakan monolog. Orator pertama, Rio Ambasan, dalam orasinya menjelaskan budaya konsumerisme dan gaya hidup tinggi yang menjadi trand masyarakat modern. Trand yang sama, menurut Rio, juga dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Sikka. Sementara Ertus Pangu menyoroti perubahan iklim serta dampak-dampak yang terjadi terhadap masyarakat. Lalu, Rival Nakung, memaparkan data-data mengenai kasus demam berdarah yang sering terjadi, seakan kasus DBD menjadi budaya di Kabupaten Sikka.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar. Mereka berdiri di kiri-kanan jalan mendengarkan orasi, pembacaan puisi dan monolog yang dibawakan mahasiswa. Bapak Frans, menyampaikan apresiasi penuh atas kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa IFTK Ledalero tersebut.

“Secara pribadi saya menyampaikan terima kasih atas aksi yang luar biasa dari mahasiswa IFTK Ledalero ini. Aksi ini menyadarkan kami lebih khusus penjual dan pembeli di pasar ini, untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan terutama sampah-sampah yang berserakan di gang, dan di selokan pasar,” tutur Frans, salah satu penjual di pasar tingkat.

Harapan yang sama juga disampaikan oleh Arif Tandang selaku ketua BEM IFTK Ledalero. Ia mengharapkan aksi hari itu dan aksi kecil memungut sampah menyadarkan masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan hidup.

“Semoga aksi hari ini serta aksi-aksi sebelumnya dapat menyadarkan masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan hidup, sebab persoalan-persoalan kecil tersebut sering kali diabaikan oleh masyarakat, padahal persoalan kecil itu berdampak besar bagi kelangsungan hidup. Kita sebut saja, membuang sampah di sembarang tempat seperti di selokan, di kali dan di pantai dapat merusak lingkungan dan juga mendatangkan penyakit demam berdarah,” kata Arif Tandang.*

*Rian Tap

BAGIKAN