Sabtu, 08/02/2020
MAUMERE, KB – “Penulis dibentuk, bukan dilahirkan. Penulis hebat lahir dari ketekunan untuk menulis setiap hari dan membekali diri dengan membaca. Seorang penulis adalah pembaca yang baik karena setiap karya lahir dari kontemplasi informasi dari buku-buku. Penulis yang tidak membaca adalah ‘penulis gizi buruk’ yang mampu menghasilkan tulisan, tetapi tidak mampu memberikan asupan gizi bagi pembaca. Dalam konteks hidup membiara, menulis adalah panggilan untuk mewartakan Kabar Gembira dan memberi inspirasi bagi banyak orang,” demikian kata Yohanes De Brito Nanto sebagai pengantar dalam kesempatan pelatihan jurnalistik kepada para suster dari Biara Fransiskan Hati Kudus Yesus dan Maria (SFSC), Desa Nita, Kecamatan Nita, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (07/02/2020).
Kata Frater Rio, sapaan akrabnya, pelatihan yang diikuti oleh sekitar 20-an orang Suster Fransiskan tersebut diberi judul “Menulis Itu Mudah”. Judul tersebut bertujuan untuk untuk memberikan sugesti positif kepada para peserta, bahwa menulis itu sebenarnya merupakan hal yang mudah untuk dilakukan.
“Selama ini banyak orang ingin menulis tetapi selalu sulit untuk memulai kata pertama. Hal ini karena dipengaruhi oleh konsep pemikiran bahwa menulis itu sulit dan hanya dilakukan oleh kaum terdidik”, jelas calon imam dalam Serikat Sabda Allah (SVD) tersebut.
Lebih lanjut, Duta Bank NTT 2019 itu mengatakan, secara keseluruhan materi pelatihan berisi tentang komunikasi, sejarah jurnalistik, dasar-dasar jurnalistik dan pers, cara menulis berita dan opini, dan diakhiri dengan latihan menulis berita dan opini.
“Pelatihan ini menjadi langkah awal untuk memberi dasar-dasar jurnalistik. Dalam rencana ke depan, saya akan membimbing para suster agar mampu menulis berita dan opini dengan baik. Saya berterima kasih karena para suster antusias mengikuti pelatihan”, kata pria yang kini menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero tersebut.
Sementara itu, Delegatus SFSC Indonesia, Sr. Yanti Purnawati, SFSC, merasa bangga dan berterima kasih kepada pemateri, Fr. Rio, SVD, yang telah memberikan pelatihan menulis kepada para suster di Biara Fransiskan Hati Kudus Yesus dan Maria. Suster Yanti mengakui, selama ini para suster memang sering menulis untuk Mading Biara, tetapi belum maksimal karena belum mendapat pelatihan jurnalistik tentang teknik menulis berita dan opini yang baik.
“Saya senang karena suster-suster kami mendapat bekal dan pengetahuan baru tentang jurnalistik. Selama ini memang para suster menulis tetapi belum mengetahui strategi menulis yang baik. Saya juga bangga karena ketika usai mendengar teori-teori dan teknik menulis, para suster diberi kesempatan untuk mempraktikkan cara menulis berita dan opini. Ternyata menulis itu mudah dan menyenangkan,” jelasnya dengan penuh semangat.
Alasan mendasar pelatihan menulis ini, menurut Suster Yanti, SFSC, adalah untuk mengasah Sumber Daya Manusia (SDM) dari para suster, teristimewa dalam hal menulis.
“Memang menulis itu bisa dilakukan oleh setiap orang, tetapi menulis yang baik itu membutuhkan pelatihan. Saya berharap agar para suster mampu menulis dengan baik ke depan. Untuk itu, kami membuat majalah bulanan untuk meliput kegiatan kami di biara,” imbuh Suster Yanti.
Sementara itu, Theresia Mariati, salah satu peserta pelatihan, mengaku bangga karena telah mendapat pengetahuan baru tentang menulis.
“Saya bangga karena mengetahui cara menulis berita dan memahami tiga cara untuk mendapatkan berita, yaitu wawancara, reportasi, dan kepustakaan. Saya berusaha untuk rajin menulis, sebab ternyata menulis itu mudah,” jelas aspiran yang berasal dari Lela tersebut.
Lebih lanjut, Sr. Siska, SFSC, salah seorang Yunior Suster tahun pertama, mengaku bersyukur karena dapat memahami dengan baik cara menulis yang efektif.
“Kami memang sering menulis mading dan melakukan pertukaran mading dengan biara Kamelian, tetapi kami tidak mengetahui teknik menulis yang efektif dan efisien. Ketika mengikuti pelatihan, saya merasa bersyukur dan motivasi menulis saya kembali bangkit, karena memang menulis itu mudah dan tidak sulit seperti yang saya takutkan selama ini,” katanya.
Sebagai wujud konkret dari kegiatan tersebut, Frater Rio dan para Suster Fransiskan telah berencana akan menerbitkan majalah internal untuk mewadahi dan mengasah kemampuan menulis para suster.
“Saya akan selalu berusaha mendampingi para suster untuk menulis dengan baik, terutama guna mewujudkan rencana penerbitan majalah internal. Hal ini bukan karena saya hebat menulis, tetapi sebagai bukti dedikasi kepada sesama dengan membagi inspirasi, sebab memberi itu membuat hidup lebih berarti”, tutur Frater Rio.
Reporter: Ade Riberu
SHARE THIS
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum volutpat tortor nec vulputate pe0
Cras consectetur suscipit nisi a fermentum. Class aptent taciti sociosqu ad litora
Vivamus convallis lobortis dolor, eu varius ipsum tincidunt sed. Suspendisse sit amet ante ullamcorp0
Nulla vitae urna orci. Nunc at dictum ligula, vel suscipit nunc.
© Copyright 2025 by Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology - Design By Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology