Pelaksanaan simposium internasional pada hari kedua, Kamis, 05 September 2019, yang menguras tenaga untuk berpikir dan berargumentasi terbayar ketika pada malam hari menonton film dokumenter tentang STFK Ledalero dan menyaksikan pentas seni budaya yang mengguncangkan panggung di halaman depan aula Santo Thomas Aquinas. Dalam film dokumenter yang diproduksi oleh Pater Eman Embu dan kawan-kawannya dari seksi dokumentasi, Pater Provinsial SVD Ende dan beberapa dosen STFK Ledalero menyumbangkan sejumlah gagasan yang mendukung progresivitas lembaga pendidikan STFK Ledalero ketika diwawancari oleh seksi dokumentasi. P. Dr. Otto Gusti Madung, SVD, misalnya, menegaskan bahwa berfilsafat berarti berani berpikir sendiri. Berpikir berarti mengkonfrontasikan diri dengan realitas atau fenomen. Beliau juga menghimbau agar mahasiswa filsafat tidak boleh hanya terobsesi pada fenomen, tapi harus mampu menggali substansi yang ada di balik sebuah fenomen. P. Dr. Leo Kleden, SVD juga memberikan apresiasi kepada STFK Ledalero yang sudah menunjukkan perkembangan yang bagus sampai dengan usianya yang ke-50 pada 08 September 2019 mendatang. Menurut beliau, pada zaman mereka kuliah dulu, filsafat yang mereka pelajari hanyalah filsafat skolastik (Plato, Aristoteles, Agustinus). Namun, sekarang berkat tenaga dosen yang tamat dari berbagai negara seperti Jerman, Amerika, Filipina, dan Roma, pemikiran filsafat menjadi semakin lebih modern dengan sejumlah gagasan filosofis dari sejumlah filsuf modern. Hal yang sama juga dialami oleh teologi. Pada masa mantan provinsial Ende itu belajar teologi di STFK Ledalero, teologi sangat bersifat romasentris. Namun, sekarang berkat tenaga dosen tamatan Jerman, Filipina, Inggris, dan Polandia, pemikiran teologi menjadi semakin maju dan bersumber dari konteks budaya tertentu. Artinya, seperti yang ditegaskan Pater Ketua Sekolah “seorang mahasiswa teologi dengan pendekatan kontekstual tidak hanya dituntut untuk membaca Kitab Suci dan mendalami tradisi sebagai sumber untuk berteologi, tetapi juga terbuka untuk melihat konteks budaya dan berani menilai konteks dengan pendekatan interdispliner yaitu mendialogkan filsafat dan teologi dengan ilmu-ilmu lain seperti ilmu sosial dan ilmu humaniora. P. Dr. Lukas Jua, SVD juga berpendapat bahwa ketika sebuah institusi hanya menjadi sekolah tinggi, maka perkembangannya akan mandeg. Itulah sebabnya, SVD memiliki cita-cita besar untuk menaikkan status STFK Ledalero dari sekolah tinggi menjadi universitas. Dalam rencana strategis selama 10 tahun ke depan, salah satu program besar yang diusahakan adalah menaikkan status STFK Ledalero dari sekolah tinggi menjadi sebuah universitas.
Suasana hening di dalam aula Santo Thomas Aquinas ketika menonton film dokumenter tentang STFK Ledalero kemudian berubah menjadi suasana ramai yang diwarnai oleh senyuman dan tawa ria tanda suka cita ketika menyaksikan penampilan seni budaya di panggung acara yang ada di halaman depan aula Santo Thomas Aquinas. Dengan diadakannya kegiatan pentas seni budaya, sebenarnya STFK Ledalero hendak menjadikan dirinya sebuah institusi yang berusaha menyelamatkan nasib budaya lokal dari hegemoni budaya global. “Mahasiswa STFK Ledalero tidak hanya pandai berfilsafat dan berteologi tetapi juga lihai dalam menggerakkan badan dan menunjukkan performa di panggung”, ungkap Mayora salah satu anggota komunitas Persatuan Waria Kabupaten Sikka (Perwakas) yang menjadi salah satu pemandu acara bersama dengan Saudara Emon Setiawan (tingkat IV) dan Sr. Florida Sasi, SSpS (tingkat III). Dalam kesempatan pentas seni budaya ini, bukan hanya mahasiswa STFK Ledalero yang menunjukkan penampilan di panggung, tapi juga sanggar musik dari SMP Binawirawan, sanggar musik dari dinas pariwisata, dan yang tidak kalah heboh adalah penampilan teater singkat dari perwakas yang ditutup oleh tarian sajojo yang dibawakan oleh Mayora.
Ibu Inda Parera yang menjadi koordinator sanggar musik dari dinas pariwisata merasa bangga karena diundang untuk membawakan acara pada malam pentas seni budaya di STFK Ledalero. “Kami awalnya kaget ketika dihubungi oleh pihak STFK Ledalero untuk mengisi acara pada malam pentas seni budaya. Kami mempersiapkan segala sesuatu dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik untuk STFK Ledalero. Kami bangga dan berharap agar STFK Ledalero tetap menjadi sebuah lembaga pendidikan yang memelopori kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat”, ungkap Ibu Inda Parera.
Mayora, salah seorang anggota tim Perwakas merasa bergembira karena lembaga STFK Ledalero merangkul para waria dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengekspresikan diri. Dia juga melihat acara ini sebagai momen untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa waria punya banyak potensi yang berguna bagi kehidupan bersama. “Waria ada bukan untuk dicemooh, diolok atau distigma sebagai buruk, melainkan untuk membangun kerja sama dan saling menghargai satu sama lain”, harap Mayora yang senang disapa dengan sapaan Bunda.
Pentas seni budaya di STFK Ledalero juga diramikan oleh keberadaan stan-stan makanan yang menawarkan makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau. Semua stan makanan hadir karena diundang oleh pihak STFK Ledalero. Ibu Graciana Deno, pemilik salah satu stan makanan merasa berterima kasih atas undangan STFK Ledalero dan mereka sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik dengan harga makanan dan minuman yang terjangkau. Sr. Eleonora Bau, SFSC, pemilik salah satu stan makanan, mengungkapkan bahwa memberikan pelayanan kepada para peserta simposium internasional dan para penonton pentas seni budaya di STFK Ledalero memberikan kenikmatan dan suka cita tersendiri bagi komunitas Susteran Fransiskan. Sr. Nora mengakui bahwa dari hasil jualan, mereka memperoleh keuntungan ratusan ribu dalam sehari.
Kegiatan pentas seni budaya kemudian ditutup dengan tarian bersama di halaman depan aula Santo Thomas Aquinas. Masing-masing orang menunjukkan kemampuan dan bakat untuk menggerakan badan mengikuti alunan musik yang diputar oleh seksi sound system. Masih ada satu malam lagi untuk menikmati serunya suasana kebersamaan di STFK Ledalero, Kami mengundang Anda semua untuk datang menonton pementasan live music di panggung STFK Ledalero pada Jumat, 06 September 2019 mulai pukul 19:00 sampai selesai. Mari bergabung!
(Jean Loustar Jewadut)
Galeri Perayaan Emas STFK Ledalero Hari Kedua, 5 September 2019
SHARE THIS
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum volutpat tortor nec vulputate pe0
Cras consectetur suscipit nisi a fermentum. Class aptent taciti sociosqu ad litora
Vivamus convallis lobortis dolor, eu varius ipsum tincidunt sed. Suspendisse sit amet ante ullamcorp0
Nulla vitae urna orci. Nunc at dictum ligula, vel suscipit nunc.
© Copyright 2025 by Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology - Design By Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology