“Mahasiswa menjadi front liner dari seluruh kehidupan di kampus dan bahkan di tengah masyarakat. Sebagai front liner, mahasiswa memiliki peran yang sangat strategis untuk memajukan kehidupan kampus dan melayani sesama di luar kampus. Apa yang dinamakan sebagai modal intelektual harus dimiliki oleh semua mahasiswa bukan hanya demi kepentingan diri sendiri, tetapi mesti memiliki efek sosial yaitu demi kebaikan banyak orang. Modal intelektual hanya dapat dimiliki jika mahasiswa terbiasa hidup disiplin. Disiplin menjadi semacam key word dari kesuksesan”, jelas Rm. Philipus Ola Daen, Pr, Wakil Ketua III di STFK Ledalero yang mengurusi bidang kemahasiswaan pada kesempatan OSPEK haris ketiga, Rabu, 21 Agustus 2019 di hadapan 253 mahasiswa/I baru dengan perincian 231 mahasiswa prodi S1 Filsafat dan 22 mahasiswa prodi S1 Pendidikan Keagamaan Katolik (PKK).
Mahasiswa memiliki hak dan kewajiban di kampus. Semua mahasiswa sederajat. Karena sederajat, maka semua mahasiswa memiliki hak dan kewajiban yang sama. Tidak ada mahasiswa yang diistimewakan dan tidak ada mahasiswa yang dinomorsekiankan dalam kehidupan di kampus. “Mahasiswa boleh menuntut pemenuhan hak-hak kepada pimpinan STFK Ledalero. Tapi, ingat juga bahwa mahasiswa perlu menanamkan kesadaran dalam diri untuk konsisten dan setia memenuhi berbagai kewajiban yang dituntut dari seorang mahasiswa”, tegas Rm. Philip, Pr yang sekaligus menjabat sebagai Praeses (pimpinan) di Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret.
Pada kesempatan hari terakhir Ospek, Rm. Philip, Pr menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan kemahasiswaan, di antaranya sportifitas mahasiswa dalam menuntut ilmu, penggunaan kebebasan akademik secara bertanggung jawab, dan sanksi-sanksi akademik yang diberikan bagi mahasiswa yang melanggar aturan-aturan kampus. “Mahasiswa memiliki waktu selama 7 tahun untuk menyelesaikan pendidikan di tempat ini. Waktu 7 tahun tersebut terhitung dengan waktu cuti bagi mahasiswa yang bisa diambil maksimal selama setahun (2 semester). Mahasiswa yang melewati waktu 7 tahun akan mendapat sanksi akademik yaitu drop out (DO). Selain itu, mahasiswa yang kedapatan berbuat tindakan asusila, kedapatan menyontek pada saat ujian atau copy paste artikel orang lain untuk dijadikan tugas pribadi akan dikenakan sanksi akademik yaitu skors.Sekali dua kali Anda melakukan pelanggaran mungkin tidak ketahuan, tapi yakinlah kebiasaan yang buruk itu lama kelamaan akan terungkap. Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, papar Wakil Ketua III STFK Ledalero yang ahli pada bidang Hukum Gereja.
SEMA (Senat Mahasiswa) : Forum Kerja Sama, Bukan Forum Elite
Staf Senat Mahasiswa (Sema) STFK Ledalero periode 2019/2020 memaparkan materi seputar cara kerja dan fungsi sema. “Sema adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang pembentukannya berdasarkan SK Mendikbud No. 0459/U/1989 tentang pedoman dasar organisasi kemahasiswaan. Sema semata-mata berperan sebagai forum kerja sama. Sema bukanlah kelompok elite mahasiswa atau orang biasa sebut dewan mahasiswa”, jelas Rio Nanto, mahasiswa semester 7 prodi S1 Filsafat yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Sema STFK Ledalero periode 2019/2020.
Sema adalah sebuah organisasi milik semua mahasiswa. Itulah sebabnya, semua mahasiswa memiliki tanggung jawab moril untuk memajukan kinerja Sema ke arah yang lebih baik. “Kami menerima kepercayaan dari teman-teman untuk menjadi Staf Sema bukan karena kami memiliki kehebatan atau keahlian tertentu, melainkan karena kami melihat kepercayaan tersebut sebagai tugas yang mesti dijalankan dalam semangat kerja sama. Bersama-sama kita pasti bisa”, ungkap Elton Wada, mahasiswa semester 7 prodi S1 Filsafat yang menjabat sebagai sekretaris I dalam kepengurusan Sema STFK Ledalero periode 2019//2020. “Kami juga dipilih bukan untuk memimpin teman-teman dengan tangan besi, melainkan dengan kerendahan hati dalam semangat pelayanan”, sambung Vian Erap, sekretaris II dalam kepengurusan Sema STFK Ledalero periode 2019/2020.
Sebagai sebuah organisasi resmi dalam dunia kampus, Sema memiliki fungsi khusus. Keuletan dan konsistensi dalam menjalankan fungsi menjadi ukuran keberhasilan Sema. “Sema adalah sebuah forum bagi mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi. Sema menjadi jembatan yang menghubungkan para mahasiswa dan para pimpinan STFK Ledaelero”, papar Gerald Rato, Wakil Ketua Sema STFK Ledalero periode 2019/2020. “Ada banyak hal yang bisa dinilai dan dikritik di kampus ini. Penilaian dan kritikan tersebut mestinya disampaikan terlebih dahulu ke Sema untuk didiskusikan secara bersama-sama. Hindari tindakan untuk mengkritik secara pribadi-pribadi di media sosial. Memang sebagai masyarakat demokratis, media sosial juga menjadi sarana bagi kita untuk mengungkapkan pikiran dan menyampaikan kritikan. Namun, sebagai mahasiswa kita memiliki jalur yang jelas. Ikutilah jalur tersebut”, harap Ketua Sema STFK Ledalero.
Pusat Layanan Bahasa (PLB) STFK Ledalero: Organisasi untuk Mengasah Kemampuan Berbahasa
“Namanya Pusat Layanan Bahasa. Dari namanya saja, sudah jelas pasti organisasi ini memberikan pelayanan dan pelayanan yang diberikan adalah pelayanan Bahasa”, papar Ibu Aloysia Berlindis Lasar, S.Pd., M. Pd lulusan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta mengawali perjumpaannya dengan para peserta Ospek.
Pusat Layanan Bahasa (PLB) STFK Ledalero diresmikan pada 05 Maret 2019. PLB STFK Ledalero bertugas untuk memberikan pelayanan bahasa, baik untuk kalangan civitas academika STFK Ledalero maupun untuk kalangan masyarakat umum. Untuk masyarakat umum, misalnya, bisa mengikuti program English Coffee secara gratis yang dilaksanakan sekali dalam sebulan, pelatihan Bahasa Inggris untuk institusi, penerjemahan buku dan dokumen-dokumen penting, sampai dengan tes toefl ITP yang menggunakan paper test. “Sebelum mengambil tes toefl ITP, dibuka pula pelayanan kursus persiapan sebelum mengikuti tes toefl. PLB STFK Ledalero ada untuk melayani semua orang yang ingin mengasah kemampuan berbahasa”, tandas pengurus PLB STFK Ledalero yang biasa disapa Miss Erlin oleh mahasiswanya.
Tes toefl adalah program wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa/I STFK Ledalero yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang Pasca Sarjana Program Teologi dengan pendekatan Teologi Kontekstual. “Semua mahasiswa STFK Ledalero wajib mengikuti test toefl ITP dan lulus minimal dengan poin 450. Sertifikat toefl menjadi salah satu syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di STFK Ledalero dan juga di semua kampus selain STFK Ledalero. Jadi, kalian tidak bisa lari dari tes toefl”, jelas Miss Erlin, dosen termuda di STFK Ledalero dengan usia 25 tahun.
Kegiatan Ospek hari terakhir ditutup dengan latihan lagu mars STFK Ledalero yang dipandu oleh seksi musik vokal Sema STFK Ledalero. “Lagu mars STFK Ledalero ini adalah lagu baru yang akan dinyanyikan pada saat perayaan puncak 50 tahun STFK Ledalero pada 08 September mendatang. Kita harus berlatih dengan serius”, ajak Emanuel Natalio Un Mau, ketua seksi musik vokal periode 2019/2020.
“Saya menimba banyak pengetahuan dan pengalaman baru setelah tiga hari mengikuti kegiatan OSPEK. Semoga awal yang baik ini menjadi stimulus yang menyemangati saya dan teman-teman untuk menjalankan petualangan intelektual kami di tempat ini”, ungkap Tarsi Dasor, mahasiswa semester 1 prodi S1 Filsafat. (Jean Loustar Jewadut).
SHARE THIS
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum volutpat tortor nec vulputate pe0
Cras consectetur suscipit nisi a fermentum. Class aptent taciti sociosqu ad litora
Vivamus convallis lobortis dolor, eu varius ipsum tincidunt sed. Suspendisse sit amet ante ullamcorp0
Nulla vitae urna orci. Nunc at dictum ligula, vel suscipit nunc.
© Copyright 2025 by Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology - Design By Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology