•  Beranda /
  •  E-Mading /
  •  Perkembangan Teknologi Komunikasi: Mahasiswa Dan Semangat Kepahlawanan

Perkembangan Teknologi Komunikasi: Mahasiswa Dan Semangat Kepahlawanan

img

KONVIK SEMINARI TINGGI ST. PETRUS RITAPIRET


Perkembangan Teknologi Komunikasi:  Mahasiswa Dan  Semangat Kepahlawanan

Oleh: Fr .Fyand Aflendynho

Kecemasan yang akhir-akhir ini merisaukan kita sebagai masyarakat ilmiah dalam konteks kita sebagai mahasiswa ialah: apa yang terjadi dengan nilai-nilai moral saat ini? Apa yang dilakukan para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dalam perkembangan teknologi komunikasi yang semakin menjajah pola pikir dan pola hidup dewasa ini? Apakah kita menerima begitu saja perkembangan globalisasi, ataukah kita menolaknya?  Kita semua tahu bahwa perkembangan teknologi komunikasi saat ini punya pengaruh besar dalam kehidupan individual maupun kelompok.

Jawaban dari pertanyaan kedua, “mungkin banyak yang telah dilakukan namun tidak semua”. Dalam dunia sekarang, kiranya semakin jelas bahwa kesadaran  para mahasiswa sebagai kaum muda penerus bangsa dalam arti tertentu kehilangan pegangan hidup akan ketergantungan pada teknologi. Pembentukan karakter mahasiswa dalam menghadapi perkembangan teknologi komunikasi saat ini belum dirasakan semua pihak. Beberapa penilaian diberikan dalam permasalahan ini dan bukan berarti mempersalahkan, mau tidak mau kita harus “tenggelam” di dalamnya. Tenggelam  dalam arti ini, keterlibatan kita dalam arus perkembangan teknologi  yang tidak  bersifat kekal. Selain itu pengaruh pembentukan tata nilai lewat pergaulan sehari-hari dan kemungkinan lain sehingga media komunikasi informasi semakin berperan besar dalam pembentukan tata nilai,cara berpikir, dan cara menilai.

            “ Hendaknya kamu jangan menjadi budak atas teknologi.” Sebuah ungkapan lepas  yang sengaja dilontarkan terkesan sebagai ungkapan biasa, namun jika dipikirkan kembali ungkapan seperti ini sebetulnya terasa kasar bagi kita yang menyebut diri kita masyarakat ilmiah,nahasiswa terpelajar. “Budak” dapat diartikan sebagai hamba, jongos, hak manusia yang dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna kepentingan orang lain. Dari arti ini yang hendak disampaikan adalah suatu harapan bahwa kita jangan menjadi hamba atas teknologi. Perkembangan teknologi komunikasi adalah hasil dari arus globalisasi yang berkembang pesat dari waktu ke waktu. Hal ini bersifat ambivalen dan muncul kegelisahan eksistensial bagi kita yang tak terlepas dari arus globalisasi. Bagi para mahasiswa kehadiran teknologi komunikasi saat ini sangat membantu dan mendukung dalam proses pembelajaran, yang mana menghadirkan sejuta sumber informasi ilmu pengetahuan secara umum dan luas cakupannya dan sebagai media komunikasi sosial dalam upaya pembentukan karakter. Dari sinilah segera akan tampak mutu hidup dan nilai hidup seorang mahasiswa.  Hidup manusia tidah hanya soal kebatinan, tetapi juga menyangkut hidup dalam relasi aktual dengan sesama dan lingkungan. Sisi lain para mahasiswa yang tidak bijaksana dalam memahami dan  menggunakan dengan baik buah dari arus perkembangan globalisasi ini akan terjerumus dalam perangkap arus teknologi komunikasi dikarenakan hidup semata-mata hanya diaktualkan dalam media komunikasi yang disalah gunakan dan ketergantungan yang tinggi dan ideal.  sehingga secara tidak transparan mereka telah menjadi budak atas teknologi.

Penataan nilai dalam hidup merupakan prasyarat penting dalam menentukan kelangsungan hidup kita terkhususnya dalam proses pembelajaran para mahasiswa. Dari permasalahan ini, sebagai suatu masyarakat ilmiah dengan berpendidikan yang memadai, kita dituntut untuk berpikir dan bersikap kritis terhadap arus perkembangan teknologi yang masuk dalam lingkup keberadaan kita sebagai mahasiswa kaum pelajar generasi penerus bangsa, dengan memprioritaskan kebutuhan dari pada keinginan. Oleh karena itu, dari permasalahan ini dibutuhkan kebijaksanaan praktis yang merupakan kemampuan untuk  untuk membuat pertimbangan bukan tentang bagaimana sesuatu itu dibuat  atau dihasilkan melainkan tentang hal-hal yang baik untuk diri seseorang, yaitu bagaimana menghasilkan suatu kondisi menyeluruh yang akan memuaskan manusia.  Untuk itu kebijaksanaan tidak dipandang sebagai kepandaian atau keahlian dalam berpikir semata. Maka perkembangan teknologi informasi jangan dipandang sebagai musuh penghalang dalam proses belajar dan pembentukan karakter melainkan dipandang sebagai suatu sarana yang membantu proses pencapaian dengan cara yang bijaksana dan kemerdekaan rohani dihadapan perilaku dan reaksi terhadap setiap lingkungan.

Untuk itu saya mengajak kita semua para civitas academika sekalian untuk memiliki semangat kepahlawanan dalam menyelamatkan sesama kita yang saat ini masih terperangkap dalam ranjau arus globalisasi dalam perkembangan teknologi komunikasi dengan memberikan satu dua pikiran kebijaksanaan praktis yang realistis dalam upaya menyelamatkan dari perbudakan atas teknologi komunikasi yang semakin marak saat ini.**

 


 

 

 



 Mading Edisi III November 2016

BAGIKAN