I. PENDAHULUAN
Dewasa ini umat manusia berada dalam periode baru sejarahnya, masa perubahan-perubahan yang mendalam dan pesat berangsur- angsur menyebar ke dunia. Perubahan ini timbul dari kecerdasan usaha kreatif manusia dalam menciptakan sesuatu yang mempengaruhi manusia sendiri baik secara individual maupun kolektif, serta cara bertindak terhadap perubahan yang terjadi. Hal seperti ini makin marak kita temukan dalam hidup bermasyarakat yang saat ini menjadi suatu kegelisahan eksistensial yang simpang siur dengan isu-isu teknologi. Karena terkena situasi yang serba kompleks banyak sekali sesama kita saat ini yang terhalang untuk sungguh mengenali nilai-nilai yang lestari, pun untuk memadukannya dengan penemuan-penemuan baru sebagaimana mestinya. Oleh karena itu mereka terombang ambing antara harapa dan kecemasan, bertanya soal dunia sekarang dan tertekan oleh kegelisahan. Perkembangan ini menantang dan memaksa manusia untuk menanggapinya.
II. DUDUK SOAL
Persoalan yang mendasar akan masalah saat ini dilihat perspektif iman adalah sebagai suatu kegoncangan rohani dewasa ini dan perubahan kondisi hidup berhubungan dengan pergantian keadaan yang lebih luas. Mentalitas instant itu dengan cara yang berlainan dengan masa lampau membentuk peri budaya dengan cara-cara berpikir. Keterampilan-keterampilan teknik sedemikian maju sehingga mengubah muka bumi dan kini sudah berusaha menaklukan ruang lingkup masyarakat.[1] Sejarah sendiri makin melaju cepat sedemikian rupa sehingga setiap orang hanya dengan susah payah mampu mengikutinya. Nasib persekutuan manusia telah menyatu dengan teknologi sehingga manusia secara tidak langsung telah menjadi hamba atas teknologi.
Kehadiran teknologi saat ini bersifat ambivalen dengan hidup bermasyarakat saat ini. Satu sisi menguntungkan, dan satu sisi juga merugikan. kehadiran media internet ini juga satu sisi membawa keuntungan sekaligus merugikan. banyak contoh yang dapat diangkat pada kasus ini terkait masalah urgennya media yang berujung pada munculnya sikap beriman kepada internet. Masing-masing orang tentu mempunyai kebutuhan akan pengetahuan yang hendak diisi dengan informasi-informasi dari luar. Terkait masalah ini perubahan sepesat itu sering berlangsung secara tidak teratur,bahkan juga kesadaran semakin tajam akan perbedaan-perbedaan yang terdapat didunia,menimbulkan pertentangan-pertentangan dan ketidakseimbangaan. Dalam pribadi manusia sendiri seringkali timbul kepincangan dan nafsu ingat diri yang begitu tinggi serta keseimbangan akal budi modern yang bersifat praktis dan cara berpikir yang teoretis yang tidak mampu menguasai situasi yang dialami.
III. Ketidakseimbangan Moral dan Realitas
Mengahadapi banyak hal yang serba menarik, manusia terus dipaksa memilih dan melepaskan beberapa hal lainnya. Bahkan sebagai manusia lemah kita tidak sadar dan tidak jarang dikehendakinya,dan tidak mau menjalankan apa yang dikehendakinya. Maka dalam dirinya mengalami kebimbangan dan menimbulkan pertentangan hebat antara moral dan realitas yang dialaminya. Dunia masa kini tampak sekaligus penuh kekuatan dan kelemahan,mampu menjalankan yang paling baik maupun yang paling buruk. Media masa tidak hanya memediasi kita dengan realitas. Lebih dari itu yang yang ditawarkan oleh media mengkonstruksi realitas. Media massa memproduksi realitas[2].Melihat realitas yang terjadi saat ini, kita diajak untuk lebih serius dalam melihat dan menilai serta menimbang secara lebih bijaksana kenyataan-kenyataan ketidakseimbangan yang terjadi dalam hubungan dengan realitas media internet yang sedemikian tinggi nilai kebutuhannya. Memang benarlah ketidakseimbangan yang melanda dunia dewasa ini berhubungan dengan ketidakseimbangan lebih mendasar yang berakar dalam hati manusia. Sebab dalam diri manusia pelbagai unsur sering berlawanan. Disatu pihak,sebagai manusia ia mengalami keterbatasan dalam banyak hal,tetapi disatu pihak ia merasa diri tidak terbatas dalam keinginan-keinginannya dan dipanggil untuk kehidupan yang lebih luhur. [3]Oleh karenanya kebijaksanaan yang sejati serta kesadaran kritis perlu diperjuangkan dalam membaca dan mengalami realitas saat ini sebab manusia diberi pengetahuan akal budi yang memadai untuk mampu mebentuk diri dan membawa diri ke arah kehidupan yang lebih baik.Untuk itu kebijaksanaan tidak dipandang sebagai kepandaian atau keahlian dalam berpikir semata. Maka perkembangan teknologi informasi jangan dipandang sebagai musuh penghalang dalam proses belajar dan pembentukan karakter melainkan dipandang sebagai suatu sarana yang membantu proses pencapaian dengan cara yang bijaksana dan kemerdekaan rohani dihadapan perilaku dan reaksi terhadap setiap lingkungan.
[1]R. Hardawiryana,SJ, Dokumen konsili vatican II(ed) ;Kenyataan manusia di dunia masa kini (Jakarta: penerbit OBOR,2012),hlm.524.
[2] Jonas Klemens G.D. Gobang, Media Dan Realitas Sosial (Maumere: Ledalero,2012),hlm.xii.
[3] R. Hardawiryana,SJ,op cit.,hlm.531.
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero