Pengelolaan Keuangan Wirausaha Gen Z di Maumere Masih Belum Optimal

img

Tim peneliti dari Program Studi Kewirausahaan IFTK Ledalero menyampaikan temuan menarik mengenai wirausaha Generasi Z (Gen Z) dalam seminar hasil penelitian terbaru yang digelar di Maumere, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu, (7/12/2024). Bertempat di Auditorium Kampus 2 IFTK Ledalero, acara ini mengusung tema “Pengelolaan Keuangan Wirausaha Gen Z dengan Pendekatan Financial Freedom.” Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa Prodi Kewirausahaan IFTK Ledalero dan dihadiri oleh sekitar 60 peserta, termasuk narasumber penelitian.

Dalam sambutannya, Egi selaku ketua penelitian serta tim peneliti, menegaskan bahwa pengelolaan keuangan oleh wirausaha Gen Z di Maumere masih jauh dari optimal.

Gabriella Lorra, dalam presentasi pembukaan, menjelaskan bahwa tingkat pengelolaan keuangan di kalangan wirausaha Gen Z di kota tersebut masih rendah.

“Berdasarkan data dari 19 wirausaha, banyak yang belum mampu mengelola keuangan secara maksimal. Meskipun 87% Gen Z terhubung aktif dengan internet, hal ini justru membuat mereka rentan terhadap perilaku konsumtif, khususnya belanja online. Survei terhadap 19 wirausaha muda menunjukkan bahwa sebagian besar belum memiliki pengelolaan keuangan yang memadai untuk mencapai kebebasan finansial,” jelasnya singkat.

Charlos menambahkan bahwa sistem pencatatan dan perencanaan keuangan yang digunakan para wirausaha masih lemah.

“Meskipun 74% responden sudah mencoba mencatat transaksi keuangan, banyak yang melakukannya secara tidak konsisten atau kurang mendetail, sehingga menghambat analisis keuangan dan penyusunan anggaran jangka panjang.” tambah Charlos. Ia juga menyoroti pengelolaan responden yang tidak memiliki sistem anggaran formal, yang sebenarnya sangat penting untuk meminimalkan risiko bisnis di masa depan.

Egi Besli, dalam sesi berikutnya, mengungkapkan bahwa tingkat investasi dan kebiasaan menabung wirausaha Gen Z di Maumere masih sangat terbatas. Ia menegaskan bahwa sebanyak 79% responden memiliki tabungan, tetapi sebagian besar digunakan untuk kebutuhan jangka pendek, baik untuk pengembangan usaha maupun keperluan pribadi.

“Selain itu, hanya tiga dari 19 responden yang memiliki investasi, seperti emas atau saham koperasi, sementara sebagian besar merasa kurang memahami konsep investasi meskipun mengetahui pentingnya diversifikasi pendapatan.” Tambah Egi.

Salah satu peserta seminar sekaligus responden penelitian, Andre, mengaku bahwa kegiatan ini menjadi refleksi bagi dirinya untuk lebih disiplin dan konsisten dalam mengelola keuangan usahanya. Di penghujung seminar, Egi berharap agar semakin banyak wirausaha muda dari Generasi Z yang berani membangun usaha dengan pengelolaan keuangan yang lebih terarah dan terorganisasi.

seminar proposal penelitian egy besli 1

 

Penulis: Atro Sumardi

 

 

 

BAGIKAN