Pertandingan Bola Voli Putra: Filsafat Tingkat III Unggul Atas Filsafat Tingkat II

img

Pertandingan bola voli putra pada Jumat (23/2/2024) di lapangan voli Seminari Tinggi Ritapiret dilangsungkan mempertemukan prodi filsafat tingkat II FC melawan filsafat tingkat III FC.

Pertandingan dimulai tepat pukul 15. 00, dengan tim voli filsafat tingkat II FC mengenakan kostum berwarna hijau muda dan tingkat III FC masih setia dengan kostum lama turnamen voli tahun-tahun sebelumnya baju kuning bermotif batik garis-garis.

Sebelum dan selama pertandingan, kedua tim memiliki niat memberikan permainan terbaik untuk meraih kemenangan dan berusaha mendapatkan decak kagum dari penonton. “Permainan voli bukan hanya persoalan kekuatan fisik, tetapi harus otak yang ikut bermain, yakni kita harus memberikan permainan yang menarik dan mengontrol emosi,” pesan Nick Nora pemain voli filsafat III ketika memulai pertandingan kepada pemain voli filsafat tingkat III.

Selama pertandingan, kedua tim memang sungguh memberikan permainan terbaik dan mendapatkan tepukan tangan dari penonton. Bahkan ada penonton yang sempat berkomentar bahwa pertandingan voli sore hari ini lebih seru dari pertandingan bola kaki. Hal ini terjadi karena pertandingan bola kaki dan bola voli terjadi pada waktu bersamaan dengan posisi lapangan yang bersebelahan. “Jual beli serangan sangat nampak pada pertandingan bola voli sore ini, makanya saya lebih tertarik menonton pertandingan bola voli daripada bola kaki,” komentar Petrik Amat, selaku suporter filsafat tingkat III.

Kedua tim voli, baik dari filsafat tingkat III maupun tingkat II sebenarnya masih menurunkan pemain-pemain lama yang sudah diturunkan pada turnamen ulang tahun kampus sebelumnya. Namun, meskipun menurunkan pemain lama, kedua tim menerapkan taktik yang berbeda. Hal ini terjadi karena kedua tim sudah mempelajari dan mengetahui kelemahan dan kelebihan taktik yang digunakan sebelumnya, sehingga keputusan menggunakan taktik lama dinilai berbahaya sebab sangat mudah untuk didikte oleh lawan.

Filsafat tingkat II pada awal pertandingan terlihat menerapkan permainan lembut, memanfaatkan ruang kosong, dan jarang memberikan smash, tetapi banyak mendapatkan poin karena gerakan tipuan tangan mereka dalam mengembalikan bola susah diantisipasi oleh pemain voli filsafat tingkat III. Sebaliknya, filsafat tingkat III mencoba dari awal pertandingan untuk memberikan serangan mematikan dengan memanfaatkan kekuatan smash dan postur tinggi pemain. Hal ini kemudian sangat efektif, dan terbukti dengan kemenangan yang didapatkan.

Memang kedua tim memberikan permainan terbaiknya, namun dalam pertandingan pasti ada yang kalah dan yang menang. Akhirnya, pertandingan dimenangkan oleh filsafat tingkat III dengan skor 2:1. “Kami tetap merasa bangga, kami sudah memberikan perlawanan dan permainan yang menarik. Skor hanya tipis saja, tetapi kami mengakui keunggulan dari tingkat III,” ujar Yoga Gleko, salah satu pemain voli filsafat tingkat II selepas pertandingan. (Oncak Animing)

BAGIKAN