•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  LPPM IFTK Ledalero Adakan Seminar: Bahas Kontribusi SVD bagi Gereja Lokal serta Peluang dan Tantangan dalam Bermisi

LPPM IFTK Ledalero Adakan Seminar: Bahas Kontribusi SVD bagi Gereja Lokal serta Peluang dan Tantangan dalam Bermisi

img

Dalam rangka menyambut 150 Tahun berdirinya SVD, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IFTK Ledalero menyelenggarakan seminar bertajuk, “Belajar dari Sejarah, Menatap Masa Depan: Refleksi 150 Tahun SVD”, pada Sabtu (10/05/2025) di Auditorium St. Thomas Aquinas, Kampus I. Seminar ini menghadirkan Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD dan Pater Lukas Jua, SVD sebagai narasumber.

Dalam presentasinya, Uskup Budi menyinggung dua hal penting, yakni pertama, SVD dan gereja lokal saling melengkapi. Kedua, kontribusi SVD bagi gereja lokal di Nusa Tenggara.

“Untuk sebagian wilayah Nusa Tenggara, SVD melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh para misionaris sebelumnya. Sementara di wilayah lain di Nusa Tenggara, putra-putra Arnoldus menjadi perintis Gereja. Namun, sebagaimana dikatakan Leonardo Boff, ‘Tuhan sudah datang lebih dahulu ke suatu wilayah dan ke tengah umat sebelum misionaris tiba’. Kiprah sebuah gereja lokal tidak hanya ditentukan oleh komitmen dan metode misi kongregasi yang dipercayakan untuk menangani wilayah itu. Akan tetapi, oleh bakat iman serta partisipasi umat yang digerakkan oleh Roh Allah,” tegasnya.

Lebih lanjut, alumnus Universität Freiburg-Jerman  ini menekankan agar anggota SVD senantiasa menghidupi matra-matra khas serikat, menghidupi interkulturalitas dan internasionalitas secara konsisten, berkomitmen untuk bidang pendidikan, menjadi model dari sinodalitas dan mendorong gereja-gereja lokal untuk menghidupi secara konsisten panggilan kemuridan.

“Berkat dedikasi para misionaris, gereja-gereja lokal terbentuk dan sungguh menyadari karakter misionernya. Umat dan masyarakat di sini, dalam keterbatasanya pun, telah berkontribusi bagi SVD dalam sejarahnya,” pungkasnya.

Pater Lukas selaku narasumber kedua dalam presentasinya membahas tentang harapan dan tantangan dalam misi SVD. Menurutnya, tujuan dari berdirinya banyak kongregasi pada abad kesembilan belas ialah untuk menyebarkan iman. St. Arnolus Janssen sendiri mendirikan SVD bukan untuk menjawabi tantangan-tantangan pada bidang ekonomi dan politik pada masa itu atau untuk mengangkat harkat dan kesejahteraan para buruh. Akan tetapi, St. Arnoldus Janssen merasa bahwa orang yang paling membutuhkannya ialah orang yang berada di tempat yang jauh, yakni mereka yang masih tinggal dalam kegelapan.

“Akibat kulturkampf, banyak imam yang akhirnya tidak mempunyai pekerjaan. Oleh karena itu, St. Arnoldus Janssen mendirikan sebuah rumah misi untuk menampung para imam dan yang akhirnya dikirim ke tanah misi. Pada titik tersebut, St. Arnoldus Janssen melihat tantagan yang ada sebagai suatu peluang,” tegasnya.

Lebih lanjut, dosen Teologi Biblis Kontekstual pada Program Pascasarjana mengajak agar berbagai ilmu yang diperoleh harus dilihat dalam terang iman. Iman harus dihayati dalam mengelola teknologi. Iman harus dihayati dalam memperjuangkan demokrasi. Iman harus dihayati dalam pemberdayaan masyarakat.

“Kita boleh saja melakukan tindakan humanisme. Namun, kita perlu melebihi humanisme itu sendiri. Sebab, kita melihat Yesus hadir dalam diri para korban dan kita melihat Kerajaan Allah yang sudah dekat dalam diri orang miskin dan terpinggirkan,” pungkasnya. (Rio Ambasan)

SEMINAR 150 TAHUN SVD PATER BUDI MEI 2025 4SEMINAR 150 TAHUN SVD PATER BUDI MEI 2025 3SEMINAR 150 TAHUN SVD PATER BUDI MEI 2025 2

BAGIKAN