•  Beranda  /
  •  Public  /
  •  BEM IFTK Ledalero Adakan Open Donation Bagi Para Korban Erupsi Gunung Lewotobi

BEM IFTK Ledalero Adakan Open Donation Bagi Para Korban Erupsi Gunung Lewotobi

img

Foto Head: Selebaran open donation untuk para korban erupsi Gunung Lewotobi. Creator: Seksi Website BEM IFTK Ledalero / Frater Yasintus Debara Sera SVD.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero mengadakan open donation bagi para korban erupsi Gunung Lewotobi. Hal ini dilakukan sebagai respons atas penderitaan yang menimpa masyarakat Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (3/11). BEM IFTK Ledalero mengumpulkan donasi dari seluruh mahasiswa IFTK Ledalero serta membuat dan menyebarkan selebaran (flyer)open donation. Donasi dapat dikirim melalui rekaning BRI Komisi KPKC (Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan) SVD: 0119-01-000645-56-0. Selain itu, sumber daya lain juga dapat diberikan secara langsung dengan menghubungi kedua narahubung BEM IFTK Ledalero, yakni Sian Leon (nomor HP: 0822-3630-9458) dan Smith (0813-3931-5389).

Ketua BEM IFTK Ledalero, Thomas Vilkanova K. Sahputra, mengatakan bahwa ada ribuan orang yang menjadi korban letusan Gunung Lewotobi. Rumah-rumah warga dan beberapa bangunan sekolah pun mengalami kerusakan berat. Karena itu, ia sangat mengharapkan agar banyak pihak yang tergerak hati untuk memberikan bantuan dalam bentuk apapun bagi para korban.

"Sekarang adalah saatnya kita menunjukkan rasa solidaritas dan persaudaraan bagi para korban. Rasa solidaritas dan persaudaraan tidak cukup hanya ditunjukkan lewat air mata dan doa, tetapi juga mesti ada aksi nyata. Saya yakni masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi sangat membutuhkan uluran tangan dari kita semua, baik itu berupa bantuan finansial, makanan dan minuman, pakaian, maupun bantuan-bantuan lainnya,” katanya

Sementara itu, Rektor IFTK Ledalero, Pater Dr. Otto Gusti Madung SVD, menghimbau seluruh civitas academica IFTK Ledalero untuk mengorganisir bantuan bagi para korban erupsi Gunung Lewotobi. “Derita sesama kita di Hokeng ini mendorong kita untuk berbela rasa dan mengambil bagian dalam usaha untuk mengurangi penderitaan mereka,” ungkapnya. 

“Paus Fransiskus menyebut belas kasih (mercy) sebagai ‘kepenuhan dari keadilan dan manifestasi paling sempurna dari kebenaran Allah’. Kasih adalah prinsip dasar karya Allah dan Yesus, dan karena itu harus menjadi prinsip dasar seluruh karya Gereja. Allah hadir di dalam Gereja ketika kita terlibat dalam praksis berbela rasa (compassion), belas kasih (mercy) dan perjuangan mewujudkan keadilan (justice) dalam dunia yang penuh penderitaan, terutama dunia orang-orang miskin,” tambahnya.

Sie Pemberitaan BEM / Laurentius Florido Atu

BAGIKAN