•  Beranda  /
  •  Mahasiswa  /
  •  Sejumlah Mahasiswa Pasca Sarjana STFK Ledalero Maumere Ikut Upacara Tawur Kesanga

Sejumlah Mahasiswa Pasca Sarjana STFK Ledalero Maumere Ikut Upacara Tawur Kesanga

img

MAUMERE,LINTASTIMORNews.com-- Pater Hendrik Maku, SVD dan sejumlah mahasiswa pasca sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Katolik ( STFK) Ledalero menghadiri dan mengikuti upacara kebaktian Tawur Agung Kesanga di Pura Waidoko Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Rabu.
Pater Hendrik mengatakan, dirinya bersama sejumlah mahasiswa pasca sarjana STFK Ledalero Maumere itu menghadiri acara kebaktian sebenarnya untuk memperkuat tali sirahturahmi atau tali persaudaraan di antara umat beragama.
" Sesungguhnya baik umat Hindu maupun umat Katolik, kita menyembah Allah yang satu. Perbedaan itu hanya ada dalam nama yang kita gunakan untuk menyebut Allah yang satu dan juga cara kita menyembah Dia yang satu itu beda.
Ibarat puncak gunung yang satu. Para pendaki itu banyak .Ada yang strat dari Utara, Barat, Selatan dan Timur, tetapi tujuannya sama yakni mencapai yang satu," pesan Pater Hendrik.
Pimpinan Komunitas Hindu Bali di Maumere Ida Bagus Wiriyawan menyambut baik kehadiran Pater Hendrik Maku, SVD dan para mahasiswa pasca sarjana STFK Ledalero Maumere itu dengan rasa gembira.

Kunjungan Mahasiswa Pascasarjana ke Pura 2Ida Bagus menjelaskan kegiatan upacara Tawur Kesanga di gelar  sebelum hari raya Nyepi .Dan satu hari sebelumnya dilaksanakan upacara Melasti di Pantai Belang Maumere.
Melasti sendiri bermakna penyucian pratina di Pura yang diiringi oleh semua umat Hindu dengan membawa sesajen untuk dipersembahkan kepada Bharata Varuna. Tujuannya untuk menghanyutkan segala bentuk penderitaan, kepapaan, noda dan kotoran semuanya di lebur di laut ( sumber air ).
Intinya Melasti itu untuk menyucikan Bhuana Agung ( alam semesta) dan Bhuana Alit ( alan manusia).
Upacara Tawur itu dilaksanakan pada waktu tengah hari.
Tawur artinya membayar atau mengembalikan sari - sari alam yang telah digunakan manusia dipersembahkan kepada Bhuta dengan tujuan agar para Bhuta tidak mengganggu manusia sehingga hidup lebih harmonis," terang Ida Bagus.
Filosofis Tawur Agung Kesanga adalah agar manusia selalu ingat akan posisi dan jati dirinya, umat manusia selalu menjaga keseimbangan dengan Tuhan, sesama manusia dan alam lingkungan ( Tri Hita Karana).

Editor  : Agustinus Bobe

BAGIKAN