•  Beranda  /
  •  Mahasiswa  /
  •  PKKMB IFTK Ledalero Hari Pertama: Memperkenalkan Spiritualitas SVD

PKKMB IFTK Ledalero Hari Pertama: Memperkenalkan Spiritualitas SVD

img

Foto Head: Pater Lorens A. Woda, SVD sedang memberikan materi kepada mahasiswa baru IFTK Ledalero. Dok. IFTK Ledalero/Fr. Yoseph Nara Doni Hurint, SVD.

            Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero memulai rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada Senin, 19/8/2024. Kegiatan hari pertama diawali dengan Misa pembukaan tahun ajaran baru, dilanjutkan dengan informasi umum, serta pembukaan resmi PKKMB oleh Wakil Rektor I, Pater Dr. Yosef Kladu Koten, SVD. Pada sore hari, dari pukul 15:30 hingga 17:30 WITA, mahasiswa baru mendapatkan materi mengenai Spiritualitas Serikat Sabda Allah (SVD), kongregasi pemilik IFTK Ledalero, yang awalnya dijadwalkan dibawakan oleh Pater Dr. Leo Kleden, SVD. Namun, karena berhalangan, materi ini disampaikan oleh merupakan Kepala Biro Spiritualitas Sang Sabda, Pater Lorens A. Woda, SVD.

            Pater Lorens, seorang misionaris SVD, telah menempuh pendidikan S2 Teologi di Australia dan Master Antropologi di Filipina. Saat ini, dia mengajar mata kuliah Spiritualitas Arnoldus Janssen, Bahasa Inggris, dan Antropologi di IFTK Ledalero.

            Pengenalan materi spiritualitas SVD berlangsung di Auditorium St. Thomas Aquinas, dihadiri oleh mahasiswa baru dari semua program studi: Filsafat, Pendidikan Keagamaan Katolik, Desain Komunikasi Visual, Kewirausahaan, Sistem Informasi, serta pascasarjana Ilmu Agama/Teologi Katolik.

           Dalam penyampaian materinya, Pater Lorens mengajak mahasiswa baru untuk memahami pentingnya menghidupkan Spiritualitas SVD di IFTK Ledalero. Ia menjelaskan sejarah singkat SVD sebagai perintis IFTK Ledalero dan memperkenalkan tema-tema utama Kapitel Provinsi SVD Ende, seperti pastoral untuk migran dan perdagangan manusia, HIV/AIDS, ekologi, kaum muda, dan keluarga, yang menjadi bagian dari karya kategorial kampus.

          Pater Lorens menegaskan bahwa IFTK Ledalero kini lebih inklusif, tidak hanya untuk kaum religius atau imam, tetapi terbuka untuk kesejahteraan bersama (bonum commune), sesuai dengan perubahan dari STFK menjadi IFTK Ledalero. Dia juga menjelaskan sejarah SVD yang didirikan oleh St. Arnoldus Janssen pada tahun 1875 di Steyl, Belanda. SVD kini hadir di Indonesia dengan empat provinsi: Ende (IDE), Timor (IDT), Ruteng (IDR), dan Jawa (IDJ), dengan misi utama yang berfokus pada dialog profetis dengan orang miskin, budaya lain, agama lain, serta pencari iman dan ideologi sekuler.

           Karya misioner yang dibangun sesuai dengan kharisma SVD. Pertama, mengupayakan perwujudan Kerajaan Allah dalam semangat dialog dengan prioritas empat partner dialog atau dikenal dengan dialog profetis yaitu: a) dialog dengan orang miskin dan terpinggirkan; b) dialog dengan orang dari berbagai budaya lain; c) dialog dengan orang dari berbagai agama lain; d) dialog dengan para pencari iman dan penganut ideologi sekuler. Kedua, memberi warna pada misi sebagai dialog dalam koridor matra-matra khas SVD yakni: Kitab Suci (Biblical Word), Komunikasi (Communicating Word), Animasi Misi (Animating Word) dan Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (Justice, Peace, and Integrity of Creation). Oleh karena itu, para anggota SVD terjun langsung sebagai pelayan pastoral teritorial maupun kategorial misioner.

            Untuk mendukung penjelasannya, Pater Lorens menampilkan slide dan video yang menunjukkan berbagai kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh tim solidaritas SVD-SSpS di Indonesia, termasuk distribusi bantuan kepada korban bencana di Donggala-Palu dan advokasi bagi korban perdagangan orang.

Sebagai tanggapan terhadap materi ini, beberapa mahasiswa mengajukan pertanyaan, termasuk tentang metode pastoral yang digunakan oleh SVD. Pater Lorens menekankan pentingnya berpikir dari perspektif korban dan membangun sikap respek terhadap sesama tanpa sikap menghakimi.

            Di akhir pertemuan, Pater Lorens menyimpulkan materinya dengan kutipan, “We are bound by our humanity, common values, and belief in the future of humankind” (Kita terikat oleh kemanusiaan kita, nilai-nilai bersama, dan keyakinan pada masa depan umat manusia).


Sie Pemberitaan BEM IFTK Ledalero / Fr. Eduardus Surianto, SVD

PKKMB 2024 c 3PKKMB 2024 c 2PKKMB 2024 c 4

 

 

BAGIKAN