Pada Senin (21/8), Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero melaksanakan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) hari pertama. Kegiatan PKKMB, yang dibuka secara resmi pada Sabtu (19/8), diikuti oleh seluruh mahasiswa baru dari program studi S1 Desain Komunikasi Visual, S1 Pendidikan Keagamaan Katolik, S1 Filsafat, S1 Kewirausahaan, dan S2 Teologi Katolik. Kegiatan PKKMB hari pertama berlangsung di Auditorium St. Thomas Aquinas dan dimulai pada pukul 08.00 sampai 12.30 WITA. Kegiatan tersebut diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan pemaparan materi yang dibagi dalam dua sesi.
Pada sesi pertama, mahasiswa baru disuguhkan dengan materi tentang spiritualitas SVD yang dibawakan oleh Pater Dr. Leo Kleden, SVD. Dalam pemaparannya, Pater Leo menjelaskan tentang sejarah singkat tarekat Serikat Sabda Allah (SVD), karya misi SVD, spritualitas SVD, ciri khas dari SVD, dan juga sejarah lembaga IFTK Ledalero. Pater Leo menjelaskan bahwa tarekat SVD, yang didirikan oleh St. Arnoldus Janssen, merupakan kongregasi biarawan misioner yang sejak awal merupakan tarekat internasional. “Misi berarti mewartakan firman kepada segala bangsa. Karena itu, SVD dari awal adalah suatu tarekat internasional,” jelas dosen senior yang sudah 44 tahun hidup dalam imamat ini. Para misionaris pionir berusaha mengembangkan kesejahteraan manusia secara utuh dalam pelbagai bidang, bukan hanya berurusan dengan agama, tetapi juga mencakup bidang pendidikan, kebudayaan dan bahasa, pertanian dan kesehatan.
Lebih lanjut, Pater Leo menegaskan bahwa sebagai lembaga pendidikan tinggi, kegiatan pembelajaran di STFK, yang kemudian beralih menjadi IFTK pada bulan Juni 2022, sudah dimulai tahun 1932. Namun, lembaga STFK baru diakui secara resmi oleh pemerintah pada tahun 1969. Pater Leo juga menerangkan bahwa kehadiran lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh SVD, tidak hanya mencerdaskan generasi muda, melainkan juga mendidik mereka agar menjadi warga negara yang beriman dan bermartabat luhur. Pemaparan materi pada sesi pertama pun berakhir pada pukul 10.00 WITA.
Selanjutnya, pada sesi kedua, para mahasiswa baru dibekali dengan materi tentang sistem pendidikan tinggi dan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Materi ini diberikan oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Pater Dr. Yosef Keladu Koten, SVD. Pater Yosef menerangkan soal sistem pendidikan tinggi. Sistem pendidikan tinggi adalah strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam diri. Tujuan dari proses pembelajaran tersebut dirumuskan dalam capaian pembelajaran dalam tiga aspek penting, yakni kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan. Seluruh perkuliahan atau sistem pendidikan diarahkan untuk ketiga aspek tersebut. Harapannya, ketika menyelesaikan pendidikan dan mendapat gelar sarjana, ketiga hal tersebut benar-benar menyatu dengan mahasiswa. “Yang kita butuhkan adalah supaya seluruh proses pembelajaran itu mengarahkan kita untuk mengembangkan ketiga aspek ini secara bersama,” jelasnya. Ia juga mengajak seluruh mahasiswa baru untuk mengikuti semua aturan yang ada dan juga selalu melihat nilai pada Kartu Hasil Studi (KHS), sehingga proses perkuliahan dapat berjalan denagn baik.
Pater Yosef juga menjelaskan lebih lanjut tentang MBKM. Ia menyebutkan bahwa MBKM adalah hak mahasiswa untuk belajar paling banyak tiga semester di luar program studinya. “Kegiatan MBKM ini penting sebab kegiatan praktik di lapangan akan dikonversi ke dalam SKS dan memperluas pengetahuan atau wawasan,” kata Pater Yosef. MBKM, lanjutnya, ditawarkan kepada mahasiswa semester V, VI, dan VII. Prioritas bagi mahasiswa semester V adalah program pertukaran pelajar. Bagi semester VI dan VII adalah program pembelajaran di luar program studinya. Atas dasar itu, Pater Yosef pun mengajak para mahasiswa baru agar rajin mengakses website MBKM untuk melihat program yang ditawarkan pemerintah.
Setelah pemaparan materi, sesi tanya jawab pun dibuka. Ada lima orang mahasiswa yang bertanya, baik tentang aturan di IFTK Ledalero maupun program MBKM. Salah seorang mahasiswa mempertanyakan kebijakan IFTK Ledalero tentang absensi atau kehadiran. Pater Yosef menjelaskan bahwa aturan dengan jelas mengatakan bahwa mahasiswa yang tidak mengikuti kuliah sebanyak empat kali atau sebanyak 25% dengan alasan apapun baik sakit, izin maupun alpa tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian, sehingga tidak mendapat nilai untuk mata kuliah terkait. Namun, ada pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan, khususnya untuk alasan sakit. “Tapi kita juga lembaga yang punya sisi kemanusiaan tinggi sehingga kita mempertimbangkan itu. Pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan juga ada,” tegas Pater Yosef.
Aspin Wedho
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Isilah dengan lengkap Formulir Biodata Pendaftaran Mahasiswa Baru.
PENERIMAAN MAHASISWA BARU IFTK LEDALERO TAHUN AKADEMIK 2023/2024 PRODI ILMU FILSAFAT (S1)PRODI PENDI0
Isilah dengan lengkap Formulir Biodata Pendaftaran Mahasiswa Baru. (Bukti Pembayaran (optional))